Kilas Balik

Jawaban Soeharto saat Diberikan 4 Nama untuk Jadi Capres, Ada Nama Prabowo Subianto

Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Soeharto dan Prabowo Subianto

Isi telepon tersebut menyatakan, para tentara yang ada di sana sedang bersiap-siap hendak menembak rombongan gajah yang "mengamuk".

Kawanan gajah tersebut merusak kebun-kebun dari sebuah desa transmigrasi yang baru saja didirikan.

Mendapatkan laporan itu, Emil lantas mempelajarinya.

Ternyata gaja-gajah yang hidup di hutan pedalaman Sumatera itu memang memiliki ritual, yaitu pergi ke laut setahun sekali untuk memperoleh garam.

Jalan yang harus mereka lalui selalu sama.

• Kabar Baru Lina, Mantan Istri Sule yang Kini Jarang Disoroti, Terlihat Momong Anak, Gayanya Berubah?

Sayangnya, jalan tersebut belakangan digunakan untuk membuat kebun, dan hal itu tidak diketahui oleh Dinas Transmigrasi saat itu.

Penduduk yang ketakutan itu kemudian meminta bantuan para tentara.

Emil Salim segera melaporkan peristiwa itu kepada Soeharto, Panglima ABRI saat itu Jenderal TNI Try Sutrisno.

Soeharto pun segera melarang para tentara menembaki gajah-gajah tersebut.

Soeharto meminta para anggota TNI agar menggiring gajah masuk hutan lagi melalui jalan lain yang tak melintasi desa.

"Agar hewan-hewan itu menurut dan tidak beringas, Soeharto menyarankan digunakannya perangkat bunyi-bunyian seperti terompet, kayu yang dipukul-pukul, kentongan dan sebagainya untuk menggiring gajah," tulis Emil Salim dalam buku itu.

Mendapatkan perintah dari Soeharto, para anggota TNI pun segera melaksanakannya.

Gajah-gajah itu berjalan dalam formasi.

Gajah-gajah betina berjalan di depan dan di belakang, anak-anak gajah berjalan terlindung di tengah-tengah rombongan.

Halaman
1234

Berita Terkini