"Ada sejumlah sejumlah laporan dari lokasi yang jauh belum direspon. Karena itu kami akan bekerja sama dengan kecamatan dan Polsek," pungkas Yulius.
Keberadaan pengemis, pengamen, manusia silver dan badut jalanan banyak menjadi sumber keluhan warga ke Satpol PP.
Keberadaan mereka dinilai mengganggu kenyamanan dan keamanan warga, karena beroperasi di banyak simpang empat yang samai.
Ironisnya, keberadaan mereka yang menjamur disebabkan warga Tulungagung yang suka memberi uang receh kepada mereka.
Karena itu Dinas Sosial dan Satpol PP menghimbau masyarakat menghentikan kebiasaan memberi uang kepada PPKS.
Sedekah disarankan disalurkan melalui saluran yang semestinya, seperti panti asuhan, masjid, musala, atau Badan Amil Zakat dan Shadaqah (Bazis).
Keberadaan PPKS ini sudah tahap meresahkan, karena banyak yang mengintimidasi dan memaksa pengguna jalan, terutama kaum perempuan.
Bahkan ada pula PPKS yang sudah mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial berupa sepeda motor, modal usaha, BPNT dan PKH tetap mengemis.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com