Sementara itu Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini menyebut pengumuman cawapres ini bila diumumkan lebih cepat, pastinya ada nilai plus dan minusnya.
Namun demikian, pengumuman itu tidak bisa diputuskan berdasarkan emosional sesaat semata.
Pengumuman harus disiapkan secara matang.
Sebaliknya, koalisi perubahan harus melakukan perhitungan yang matang.
Baca juga: AHY, Aher dan Khofifah Disebut Bakal Jadi Bacawapres Anies Baswedan, Siapa yang Bakal Dipilih?
Baca juga: Disindir Anies Baswedan Soal Adu Lari Pagi, Ganjar Pranowo Balas Pakai Tulisan di Kaos: Biar Sehat
"Buat PKS sih sebenernya kalau lebih cepat itu ada plus minusnya, sehingga sudah bisa cepat bagi tugas, kan gitu," katanya.
"Tetapi kan kerja-kerja politik, kerja-kerja pemenangan ini kan tidak bisa berdasarkan emosional sesaaat, reaktif, ya harus kita pikirkan lah kalkulasi lah antara plus-minusnya," lanjutnya.
Lebih lanjut, Jazuli menyebutkan bahwa PKS akan menyerahkan penentuan cawapres kepada Anies Baswedan. Hal itu pun sudah sesuai dengan piagam koalisi perubahan yang diteken ketiga parpol.
"Kalau itu tanya ke Pak Anies, karena semua partai politik yang tiga ini mengatakan bahwa kita serahkan pemilihan itu kepada Anies Baswedan," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui beredar beberapa nama kandidat bakal calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan.
Nama-nama tersebut diantaranya adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Eks Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Mahfud MD menolak jadi cawapres Anies Baswedan
Nama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjadi salah satu yang digadang-gadang bakal jadi pendamping Anies Baswedan saat Pemilihan Presiden (Pilpres) di Pemilu 2024.
Namun Mahfud MD telah tegas menolak jadi cawapres pendamping Anies Baswedan.
Ia beralasan jika dirinya dijadikan bakal cawapres Anies, Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dikhawatirkan bisa pecah.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo Melejit Tinggalkan Ganjar dan Anies Baswedan, Ternyata karena 2 Hal Ini
"Saya bilang jangan saya, nanti malah pecah," kata Mahfud di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/6).