"Korban meninggal sekitar pukul 13.50 Wita. Ini untuk kesekian kalinya korban meninggal akibat rabies," ujar Sekretaris Komite Anti Rabies Flores Lembata Asep Purnama sebagaimana dikutip dari Kompas.com Senin (8/5/2023).
Menurutnya korban sebelumnya digigit anjing di bagian wajahnya pada Senin (24/5/2023) dan kemudian dirawat di rumah sakit.
Otak anjing yang menggigit kemudian dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Bali.
Hasil pemeriksaan menunjukkan anjing itu positif rabies.
Baca juga: World Rabies Day, Petshop di Gresik Gelar Vaksinasi Rabies Gratis, Cek Lokasinya
Rabies bisa menyerang hewan baik hewan peliharaan maupun hewan liar.
Adapun penyebarannya ke manusia melalui air liur binatang terinfeksi, baik melalui gigitan, cakaran atau kontak langsung dengan mukosa (mata, mulut atau luka terbuka).
Rabies bisa menyerang berbagai hewan seperti kelelawar, rakun, dan berbagai jenis mamalia lainnya.
Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) anjing adalah sumber utama kematian rabies pada manusia dengan menyumbang hingga 99 persen kasus.
Penyakit rabies menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun terutama di Asia dan Afrika dengan 40 persen kasus di antaranya pada anak di bawah usia 15 tahun.
Apa yang harus dilakukan jika berpotensi terpapar rabies?
Jika seseorang berpotensi terpapar rabies seperti tergigit anjing, maka yang bisa dilakukan adalah melakukan beberapa hal pencegahan yakni:
- Mencuci luka secara menyeluruh dengan sabun dan air selama 15 menit.
- Mendapatkan serangkaian vaksinasi rabies
- Jika diperlukan mendapatkan imunoglobulin rabies atau antibodi monoklonal.
Rabies bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi terhadap anjing, termasuk anak anjing.
Selain itu, melakukan vaksinasi pada manusia juga dapat mencegah seseorang terkena rabies.
Baca juga: Warga Mangaran Situbondo Resah, 12 Kambing Diserang dan Digigit Anjing, Rugi hingga Tak Laku Dijual
Vaksinasi sangat efektif mengimunisasi orang sebelum ataupun setelah terpapar rabies.
Pencegahan terutama diperlukan untuk orang-orang yang bekerja dengan risiko tinggi, seperti pekerja laboratorium yang menangani rabies hidup dan virus terkait rabies.