Saat itu lukanya hanya dicuci dengan sabun dan air,” jelasnya saat dikonfirmasi Selasa (13/6/2023), dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Hari itu juga, anjing yang menggigit korban dibunuh lalu bangkainya dikubur oleh orangtua korban.
Belakangan diketahui anjing peliharaan itu belum divaksin.
Orangtua korban menganggap luka bekas gigitan tersebut tidak bahaya.
Kejadian gigitan anjing tersebut juga tidak dilaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat sehingga korban tak mendapat vaksin anti rabies (VAR).
Hingga akhirnya pada Sabtu lalu, korban mengalami gejala-gejala yang mengarah pada penyakit rabies.
Setelah dibawa ke rumah sakit, nyawa korban tetap tak tertolong.
Pihaknya pun menyayangkan berulangnya kejadian warga meninggal akibat rabies.
Padahal, kata dia, pemerintah sudah memberikan imbauan serta informasi masif agar masyarakat memahami dan terhindar rabies.
“Diskes dengan jajaran kesehatan hingga di tingkat Puskesmas sudah menyiapkan vaksinasi di seluruh rabies center. Namun masyarakat masih mengabaikan bahaya rabies itu, ini terlalu meremehkan gigitan anjing sehingga seperti kasus ini,” ujarnya.
Ia pun meminta jika masyarakat ada yang tergigit anjing agar melapor ke tempat pelayanan kesehatan yang sudah disiapkan sebagai rabies center untuk mendapatkan perawatan dan vaksin anti rabies.
Baca juga: Warga Trenggalek Antusias Ikutkan Hewan Peliharaannya Vaksin Rabies Gratis, Kuota Langsung Penuh
Peristiwa serupa sebelumnya juga terjadi.
Seorang anak berusia 4 tahun asal Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tc Hillers Maumere, Senin (8/5/2023).
Anak tersebut meninggal saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit akibat digigit anjing rabies.