Ternyata dibelikan tanah untuk pasar, uga untuk membangun rumah dan bikin kos-kosan.
Sementara tanah-tanah itu ada yang diatasnamakan anaknya.
Iskak punya tiga anak yang sudah berumah tangga.
Baca juga: Tilap Uang Koperasi untuk Bangun Kosan, Rumah kasek di Surabaya Digeruduk Guru, Cak Ji Turun Tangan
Wawali Cak Ji pun menegaskan bahwa hak para guru SD itu harus ditagih.
"Meski sudah menyatakan kesanggupan mencicil, tapi sampai kapan. Opsi solusinya adalah mengambil alih pengelolaan pasar stau kos-kosan oleh anggota. Dengan perjanjian notaris," kata Cak Ji.
Di sisi lain, Iskak juga sudah mengakui perbuatannya.
Saat ditemui, Iskak mengakui bahwa dirinya menggunakan uang milik anggota koperasi itu. Tapi sudah dia cicil untuk mengembalikan dana koperasi. Saat ini sisa Rp 2,3 miliar.
"Waktu sepuluh tahun saya jadi bendahara. Saya pakai dulu buat bangun rumah dan pasar," jelas Iskak.
Pengakuan ini membuat jengkel para guru. Seakan tidak merasa bersalah.
Anselmus bersama korban koperasi Tegar membentuk paguyuban penagih dana KPRI.
Saat menjadi bendahara, KPRI Tegar diawasi para kasek. Tapi kaseknya banyak yang pensiun hingga dana leluasa digelapkan Iskak.
Sementara Iskak sengaja tetap dijadikan Ketua Koperasi agar tidak lari keluar kota. Iskak sendiri asli Yogyakarta.
"Solusinya, pasar dan kosan diambil alih pengelolaanya oleh guru SD," kata Cak Ji.
Baca juga: Fakta Sebenarnya Siswa SD di Surabaya Study Tour ke Jepang, Bayar Rp38 Juta, kasek: Diajari Mandiri
Baca juga: Kekhawatiran Ortu Tabungan Siswa 45 Juta Tak Dibagikan, Sudah Tagih Sekolah 3 Kali, kasek Tak Tahu
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com