Masih berhubungan dengan kelemahan sebelumnya, Chat GPT seringkali menampilkan teks serupa berulang kali.
Hal ini mungkin cukup aneh karena Chat GPT tidak akan mencantumkan sumber dari jawabannya kecuali jika diminta untuk beberapa kasus.
Begitu pun ketika seseorang meminta Chat GPT untuk menulis sesuatu yang bersifat teknis maupun nonteknis seperti puisi, esai, atau hal terkait teknologi, chatbot ini akan mencomot bagian dari jurnal-jurnal penelitian yang pernah dipublikasi melalui internet.
6. Memiliki Evaluasi yang Buruk
Bagian awal dari respons Chat GPT akan tampak wajar, tetapi baris-baris terakhir dari prosa yang dibuat cenderung berkualitas buruk.
Chat GPT tidak tahu cara mengakhiri prosa bahkan seperti amatir sekalipun.
AI tersebut hanya memberi artikel dengan struktur apa adanya.
Semakin sering seseorang menggunakan Chat GPT, mereka bakal mulai memperhatikan semua kekurangannya.
Chat GPT bisa mengakui kesalahan yang ia lakukan dan itu menarik simpati dari para pengguna.
Pada akhirnya, Chat GPT mungkin dapat dimanfaatkan untuk hal-hal dasar tertentu, tetapi tidak semua hal.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki
Berita tentang Chat GPT lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com