Menurutnya, Panji Gumilang sejak kecil dikenal sebagai pendidik.
Mahad Al Zaytun atau Pondok Pesantren Al Zaytun berdiri di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.
Lokasinya jauh dari Gresik. Karena tempat Panji Gumilang dilahirkan berada di Desa Sembunganyar, Dukun, Gresik.
"Tanahnya ada di sana (Indramayu), mungkin sunatullah, mungkin beliau mondok di Gontor di sana kan Gantar. Lo kalau Jawa kan Gontor, Sunda Gantar kan sudah anu (berkaitan)," kata adik Panji Gumilang, Abdul Wahib, Sabtu (24/6/2023).
Tanah itu didapat setelah Panji Gumilang menempuh pendidikan di Jakarta.
Awalnya dia memiliki lahan sedikit, kemudian dikembangkan sehingga bisa seperti sekarang ini.
Abdul Wahib beserta keluarga sudah sering ke Mahad Al Zaytun. Bahkan ada warga Desa Sembunganyar yang menempuh ilmu agama di sana.
"Syekh (Panji Gumilang) memiliki jiwa pendidik. Bahkan dengan teman sebayanya di Gresik sudah terlihat jiwa pendidik," katanya lagi.
Pihaknya membantah keras terkait ramainya pemberitaan Panji Gumilang yang disebut mengajarkan ilmu agama menyimpang dan kontroversial.
"Kena fitnah, makanya nanti suatu saat terbuka ketahuan kan dipotong-potong. Tidak benar sama sekali," tambahnya.
Sebelumnya, Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, menjadi sorotan akibat berbagai aktivitas kontroversial yang dilakukan di pesantren tersebut.
Di antara aktivitas tersebut yakni praktik salat Idul Fitri 1444 hijriah yang dipandang tak lazim.
Ponpes Al Zaytun menganut mazhab Ahmad Soekarno, yang menyatakan Al Quran merupakan karangan Nabi Muhammad.
Selanjutnya, ada pula mazhab soal taubat zina dengan membayar uang, mengubah salam dan menyanyikan lagu Yahudi.
Beberapa lain mazhab menyebut Indonesia adalah tanah suci, wanita boleh jadi imam dan khatib salat, serta masjid tempatnya orang frustasi, kikir, dan kecewa.
Alhasil, kehidupan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang ikut menjadi perbincangan.