Berita Nganjuk

Tagih Utang Chip Berujung Petaka, Pemuda Nganjuk Tewas Dibunuh Teman, Warga: Mungkin Jengkel Ditagih

Penulis: Achmad Amru Muiz
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makan korban pembunuhan yang diduga dipicu utang chip game. Kini korban dimakamkan di TPU Desa Teken Glagahan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk

Oleh karena itu, tambah Pahing, semua warga tidak menyangka kalau pelaku tega menghabisi korban. Apalagi dilakukan di rumah korban ketika sedang tertidur di kamarnya.

"Dan jenazah korban dimakamkan di TPU dusun Panasan sekitar pukul 1.30 WIB. Dan karena korban masih lajang maka dimakamnya diberikan kembar mayang," tutur Pahing. 

Baca juga: Tak Tahan, Biduan Cantik Tagih Utang Teman Ratusan Juta di Pelaminan, Siap Jika Dilaporkan ke Polisi

 

Baca juga: Curhat Pilu Keluarga Istri Dibakar Suami Utang Demi Bayar RS, STNK Digadai, Namanya Nggak Ada Uang

Tagih Utang Berujung Apes, Ibu dan Anak Terancam Dibui

Sementara inasib apes dialami Ibu dan anak asal Tulungagung, BM (47) dan EWS (26) yang sama-sama menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri Tulungagung.

Mereka sebelumnya berniat menagih utang kepada LS alias Lilik, warga Desa Panjerejo, Kecamatan Rejotangan. Namun karena emosi, keduanya melakukan perusakan bunga milik Lilik.

"Keduanya dilaporkan oleh pemilik rumah, karena merusak 14  bunga berbagai jenis di dalam pot," terang Kasi Pidana Umum (Pidum) Kejari Tulungagung, Rudy Kurniawan, Senin (14/11/2022).

Lilik dikenal sebagai perekrut calon tenaga kerja migran dari sebuah perusahaan di Bekasi, Jawa Barat.

Dia menawarkan pekerjaan di Polandia dengan biaya Rp 70 juta.

BM tertarik mendaftarkan anaknya, EWS untuk bekerja di negara Eropa Tengah ini.

Baca juga: Diduga Terlilit Utang Pinjol, Pasangan Suami Istri di Banyuwangi Akhiri Hidup Bersama, sempat Cekcok

BM pun resmi mendaftarkan EWS lewat Lilik pada 4 Juni 2021 lalu.

Untuk biaya pemberangkatan, BM meminjam uang dari bank sebesar Rp 50 juta. Uang itu sudah disetorkan kepada Lilik.

"Namun ternyata EWS tidak bisa diberangkatkan, dengan alasan uangnya masih kurang Rp 20 juta," sambung Rudy.

BM memilih membatalkan keberangkatan anaknya dan meminta kembali uang pendaftaran.

Pada 24 Januari 2022 Lilik mengembalikan uang sebesar Rp 20 juta.

Sisa Rp 30 juta ini akan dikembalikan dua minggu kemudian.

Baca juga: Pilih Beli Chip Ketimbang Kebutuhan Keluarga, Suami di Pasuruan Marah Dinasehati, Istri Jadi Sasaran

Halaman
123

Berita Terkini