"Saya tak ada di samping ayah ketika menghembuskan napas terakhir. Semoga ayah husnul khotimah. Mudah-mudahan pula saya bisa berangkat umroh dan berziarah ke makam ayah," ungkapnya sembari menitikkan air mata.
Sementara itu, anak kedua Niron, Yusup bercerita dirinya kerap saling bertukar kabar, baik lewat pesan singkat dan telepon, dengan orang tuanya di sela-sela ibadah haji.
Sementara yang memiliki alat komunikasi, yakni ponsel, hanya sang ibu. Sedang sang ayah tak punya gawai. Dari dulu Niron memang tak ada hasrat memegang ponsel.
"Saya rutin menghubungi ibu karena beliau yang punya ponsel. Pada Kamis (29/6/2023), ibu memberikan kabar pilu jika sang ayah terpisah dari rombongan dan hilang. Kami pun khawatir," urainya.
Selang 12 hari berselang, keberadaan Niron tak kunjung diketahui. Rasa cemas keluarga makin menjadi. Di tengah kegundahan keluarga Niron terus memanjatkan doa.
"Pada hari ke-13 pencarian, akhirnya, ayah dapat ditemukan tapi sudah dalam kondisi meninggal dunia. Kami sudah mengikhlaskan. Momen yang terakhir yang saya ingat, berpelukan dengan ayah sembari berbisik agar ibadah hajinya lancar," pungkasnya