Mengutip TribunJateng.com, Ita juga memastikan bahwa konser harus sudah memenuhi standar operasional prosedur (SOP), mulai dari kapasitas hingga jalur emergency dan evakuasi.
"Kalau kita rapat saja ada emergency kan."
"lau misal sakit harus kemana, kami akan mengecek tentang konser-konser yang ada di Semarang," paparnya.
Ita juga menduga bahwa korban meninggal karena kelelahan.
"Saya tidak tahu yang di dalamnya,"
"Mungkin karena konsernya berdiri, mungkin penuh, karena memang JKT 48 itu kan pasti fansnya banyak,"
"Tetapi, sebenarnya kondisi si anak ini baik karena pagi masih nge-gym terus pulang, kemudian berangkat lagi gitu, tidak masalah," jelasnya.
Ita menuturkan, dari informasi yang ia dapat, korban sempat mundur karena merasa tak enak badan lalu kemudian pingsan.
"Tapi di rumah sakit sudah dikatakan dokter meninggal dan berhenti jantung," sambungnya.
Diketahui, korban merupakan seorang atlet kempo yang cukup berprestasi di Kota Semarang.
"Memang anak ini anak muda yang potensial kemudian juga seorang atlet kempo dan berprestasi,"
"Tapi, karena memang ini semua sudah takdir ya,"
"Kami minta kepada orang tua bisa menerima kondisi ini memang sudah suratan takdir dari Allah SWT," terangnya.
Informasi lengkap dan meninggal di Googlenews TribunJatim.com