Laporan Wartawan TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Imam Nawawi

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER- Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, mencatat terdapat 400-500 bangunan sekolahan baik tingkatan SD maupun SMP kondisinya rusak dan buruh untuk direnovasi.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Jember Had Mulyono mengatakan dari total tersebut 14 persen dari total jumlah sekolahan yang di Jember.

"Untuk memperbaiki semuanya butuh anggaran sekitar Rp 350 Miliar," katanya, Sabtu (22/7/2023).

Menurutnya, anggaran jumbo tersebut tidak bisa dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember.

Sebab, sejak tahun 2021-2023 terdapat dua sektor yang mengalami kerusakan parah, yakni bangunan sekolah dan infrastruktur jalan raya.

Kata dia, hal tersebut membuat dilematis Bupati Jember Hendy Siswanto saat pertama kali menjabat, untuk memilih sektor mana yang akan didahulukan pada penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021.

"Jadi pak Bupati di tahun pertama, beliau memprioritaskan untuk layanan infrastruktur jalan. Dalam kurun waktu dua tahun terselesaikan. Baru tahun selanjutnya diprioritaskan untuk pendidikan dan pertanian," imbuh Hadi.

Hadi mengungkapkan perbaikan sarana dan prasarana sekolah itu, tentu harus menyesuaikan dengan kekuatan keuangan Pemerintah daerah. Sehingga dalam pelaksananya harus bertahap.

"Sudah berusaha diatasi, dengan skala prioritas pembangunan. Disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah," tuturnya.

Sebetulnya, lanjut dia, Pemerintah Pusat juga memberikan perhatian khusus untuk perbaikan sarana sekolah, melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik.

"Maupun dari Pemerintah Kabupaten Jember melalui DAU (Dana Alokasi Umum), sejak tahun 2021 dan 2023," imbuh Hadi.

Pada tahun 2023, kata Hadi, juga ada tambahan dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) sebesar 9 Miliar di Dinas Pendidikan Jember, untuk rehab bangunan sekolah.

"Untuk tahun ada 48 paket untuk pekerjaan fisik yang bersumber dari DAK 2023. Dan dari DBHCT sebesar Rp 9 Miliar untuk rehab sekolah," jelasnya.