Mereka juga jadi korban penelantaran karena sang ayah sebagai pelaku rajapati ibunya itu justru melarikan diri.
Mirisnya, dikabarkan bahwa sang ayah melarikan diri dan masih berkeliaran belum ditangkap.
Padahal peristiwa sang ibu meninggal dunia di tangan ayahnya itu sudah berlalu 7 tahun silam.
Dijelaskan dalam keterangan kronologi kejadian bahwa sang ibu meninggal dunia setelah mengalami sabetan senjata tajam ayahnya.
Hal itu bermula karena percekcokan antara sang ibu dan ayahnya.
Diketahui saat itu, ibu dan ayahnya telah bercerai.
Namun, suatu hari ayahnya datang untuk menginap di rumah neneknya, di mana ibu dan mereka (kakak beradik) tinggal.
Alasannya sang ayah saat itu datang karena rindu dan ingin sahur serta buka puasa bersama di bulan Ramadhan.
Di luar dugaan, keesokan harinya justru terjadi percekcokan antara ibu dan ayahnya.
Tragisnya, percekcokan itu berakhir karena aksi sang ayah secara spontan mengambil senjata tajam di dapur dan menyerang ibunya dengan membabibuta.
Alhasil sang ibu bersimbah darah dengan sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya, termasuk di wajah dan lehernya.
Sang ibu pun sempat dirawat di rumah sakit selama seminggu hingga akhirnya meninggal dunia.
Sementara ayahnya lepas tanggung jawab dan melarikan diri entah ke mana.
Baca juga: Tak Hanya Reka Ulang Adegan Suami Bunuh Istri di Gresik, Polisi Juga Periksa Kejiwaan Pelaku
Setelah sang ibu meninggal, dua kakak beradik ini pun dirawat neneknya Sulastri (59).
Mereka tinggal di sebuah gubug kecil yang memprihatinkan di Dusun Adiluhur, Kelurahan Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah.
Mirisnya, hingga saat ini sang ayah yang merupakan pelaku masih bebas dan belum ditangkap.