Berita Lumajang

Fenomena Adanya SD Negeri di Lumajang Sulit Dapat Murid, Sekda Nilai Perlu Tahu Kondisi: Bukan Miris

Penulis: Erwin Wicaksono
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekolah Dasar Negeri 1 Bades, Pasirian, Lumajang hanya mendapat 4 murid baru dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2023/2024

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono

 

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Sekretaris Daerah Lumajang, Agus Triyono merasa sangsi melihat fenomena sekolah dasar di wilayahnya kesulitan mendapat murid pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2023/2024.

Agus mempertanyakan apakah di wilayah Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang banyak anak yang tidak bersekolah.

"Yang harus digali apa di sekitar SD itu banyak anak yang tidak sekolah? Jika banyak yang tidak sekolah berarti program pendidikan dasar gagal," ungkap Agus ketika dikonfirmasi, Rabu (26/7/2023).

Menurut Agus, jika anak-anak di sekitar SDN 1 Bades banyak yang sudah bersekolah maka Agus menilai fenomena yang terjadi di SDN 1 Bades bukanlah sesuatu yang miris.

Baca juga: Ditemukan Pangkalan LPG 3 Kg di Lumajang Diduga Ilegal, Gudang Dikunci Rapat, Tidak Ada Papan Nama

"Tapi jika memang anak-anak di sekitar SD tersebut sudah bersekolah semua ya tidak bisa dikatakan miris. Makanya jika tidak ada anak yang tidak sekolah kan berarti program pendidikan dasar yang dilakukan pemerintah berjalan," jelas Agus.

Sekolah Dasar Negeri 1 Bades, Pasirian, Lumajang hanya mendapat 4 murid baru dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2023/2024.

Kepala SDN 1 Bades, Wiwik Mundayati tak  menampik jika sekolahnya sedang mengalami sepi pendaftar pada masa pendaftaran murid sejak beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Kondisi Miris SDN di Lumajang, Hanya Dapat 4 Murid saat PPDB, Ortu: Anaknya Tidak Mau

Menurut Wiwik, menjamurnya sekolah swasta ditengarai jadi penyebab orang tua lebih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta. Di dekat SDN 1 Bades berdiri 2 sekolah swasta Madrasah Ibtidaiyah.

Menanggapi hal tersebut, Wiwik menyatakan fenomena tersebut bagian dari dinamika dunia pendidikan.

Berita Terkini