Diceritakan Dedi, Wahyu sejatinya masih menjabat sebagai kepala sekolah setelah peristiwa pembunuhan Tuti dan Amalia.
Pun saat pencarian dana BOS untuk sekolah, Wahyu masih jadi penanggung jawab.
Namun pada Oktober 2021, usai dua bulan pembunuhan, gelagat Wahyu terlihat aneh.
Yakni pada saat hendak mencairkan dana BOS, Wahyu tak mau didampingi Dedi dan Yosef selaku pemilik yayasan dan suami almarhum Tuti.
"Dulu pernah mau pencarian sama Wahyu, itu enggak mau sama saya sama Yosef, dia pengin sama anggota (kepolisian)."
"Pas pencarian dijemput (oleh pihak kepolisian), dalam rangka pencairan BJB itu," ujar Dedi.
Baca juga: Masih Ingat Kasus Subang? Setahun Pembunuhan Ibu dan Anak Pelaku Belum Ada, Sosok S Ditangkap Polisi
Padahal kala itu Dedi hendak menerima dana BOS sebesar Rp77 juta untuk SMK, dan Rp51 juta untuk SMP.
Atas perilakunya tersebut, Wahyu sempat curhat ke Dedi.
Bahwa ia takut rahasia yayasan terbongkar gara-gara kasus pembunuhan tersebut.
"Wahyu sempat takut sama media, takut ditanya-tanya."
"Waktu saya ngobrol sama Wahyu, kemungkinan dari yayasan takut terbongkar, kan dia tanda tangan apa-apa."
"Misalnya pembunuhan, nyangkutnya dari yayasan. Takutnya gitu kata Wahyu," pungkas Dedi.
"Waktu BAP juga (Wahyu) langsung sakit, enggak kuat mental, sempat izin kan dulu hilang katanya," sambungnya.
Bahkan usai dua tahun berlalu, Wahyu masih ketakutan hingga sekarang.
Hal itu lantas membuat Dedi curiga.