"Pernah saya pergoki mereka di mobil di dalam mobil HRV waktu itu November 2021 berpelat mobil (menyebutkan pelat nopol). Saya telpon istri saya; siapa itu dalam mobil. Enggak gak ada siapa-siapa, jawabnya," terangnya.
Ipda MA mengaku, beberapa kali mendapatkan informasi mengenai kelakuan sang istri yang kedapatan main serong dengan sosok Ipda ADSY.
Namun, ia selalu menampiknya dengan selalu berhusnuzan terhadap sang istri. Ipda MA selalu teringat bahwa sosok istrinya, merupakan pribadi yang lugu dan baik, mustahil berperilaku serong semacam itu.
"Ada yang mengasih tahu setahun sebelumnya; Hati-hati sama dia (terlapor), karena kemana-mana istri saya sama dia. Saya enggak percaya. Karena istri saya kuat imannya, dan orangnya baik. Anak saya sudah 4 anak. Dan saya cukup perhatian," ulasnya.
Terlalu sering mendapatkan informasi serupa, membuat Ipda MA gerah juga. Ia mulai mengaktivasikan kesadaran diri untuk memastikan kebenaran setiap datangnya informasi tersebut.
Setiap memperoleh informasi serupa mengenai kelakuan sang istri. Ia tak lagi mengabaikan, namun mulai menampungnya. Bahkan perlahan-lahan Ipda MA memverifikasi dan mencari kebenaran sendiri.
Pada Kamis (1/6/2023), kebetulan hari itu, adalah tanggal merah peringatan Hari Lahir Pancasila. Sang istri berpamitan kepadanya agar tetap masuk berdinas di markas, untuk melaksanakan upacara.
Namun, setelah menyelesaikan upacara, sang istri meminta izin kepada Ipda MA untuk bepergian sejenak melakukan takziah.
Siapa yang meninggal dunia, Ipda MA juga mengaku dibuat geleng-geleng kepala. Karena sang istri juga tak memberikan informasi yang jelas atas rencana bepergiannya.
Hampir seharian tak ada kabar. Ipda MA mulai berupaya menghubungi melalui pesan singkat WhatsApp (WA) dan telepon seluler kepada sang istri sekitar pukul 15.00 WIB. Namun, hingga pukul 19.00 WIB, sang istri tak kunjung merespon pesan dan sambungan teleponnya.
Merasa kelakuan sang istri makin tak wajar. Ipda MA tak ingin duduk berpangku tangan, pasrah begitu saja. Ia tak ingin memakai nalar sebagai suami awam, lagi. Kali ini ia ingin menggunakan nalar penyidik ala anggota reserse untuk mencari tahu keberadaan sang istri.
Menggunakan perangkat pendeteksi lokasi keberadaan nomor ponsel milik sang istri berbasis aplikasi ponsel Android dalam ponselnya. Ipda MA mendapati lokasi ponsel sang istri berada di kawasan Tretes, Prigen, Kabupaten Pasuruan, sekitar pukul 20.00 WIB.
Sejam kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB. Ipda MA mulai bergegas mencari keberadaan sang istri berbekal petunjuk lokasi hasil pelacakan nomor ponsel sang istri.
Ternyata, ia mendapati beberapa area yang diduga kuat menjadi lokasi keberadaan sang istri. Namun, anehnya lokasi tersebut berpindah-pindah.
Hingga akhirnya, ia sempat mendapati adanya sebuah mobil Toyota Fortuner warna hitam yang terdapat keanehan pada susunan huruf dan angka pada pelat nopolnya.