Ipda MA merasa, susunan pelat nopol tersebut mengidentikan pada sebuah identitas sebuah nama angkatan pendidikan perwira.
Tak pelak, ia sempat menyimpulkan bahwa sang istri sedang main serong dengan seorang teman oknum sesama anggota kepolisian dari satu angkatan pendidikan sekolah Perwira.
"Saya akhirnya menemukan mobil Fortuner warna hitam bernopol (sebut nopol). Dari situ saya pertama tanya bahwa jadi hari itu adalah acara leting (angkatan)," ujar anggota Satreskrim Polresta Sidoarjo itu.
Tak ingin gegabah, Ipda MA menyudahi proses pengintaiannya, sekitar pukul 00.30 WIB. Ia mulai kembali pulang ke arah Sidoarjo.
Dan, ditengah perjalanan, sekitar pukul 01.00 WIB, seseorang menghubunginta melalui sambungan telepon. Sosok tersebut mengaku kepadanya berinisial Ipda AF, anggota Ditlantas Polda Jatim, atau teman Ipda DS.
Maksud Ipda AF menelepon Ipda MA hanya sebatas memberikan kabar bahwa sang istri; Ipda DS, baru saja pulang dari takziah, dan pada tengah malam itu bakal segera pulang.
Di ujung telepon Ipda MA menjawabnya secara datar. Padahal rentetan tanda tanya membanjiri benaknya; mengapa sang istri enggan memberikan kabar itu secara langsung kepadanya, dengan menghubunginya balik.
Mengingat waktu telah terlanjur larut atau sudah memasuki dini hari. Setibanya di rumah, Ipda MA tak ingin membahas permasalahan tersebut. Namun ia memilih menunggu keesokan harinya.
"Jadinya saya makin curiga," gumamnya.
Keesokan harinya, Ipda MA berupaya menegur kelakuan sang istri yang mulai aneh. Bahkan ia juga memberikan wejangan agar bersyukur selama belasan tahun hidup berumah tangga, masih dapat rezeki yang cukup untuk menghidupi keempat anak-anaknya.
Nasehat yang disampaikannya bak 'masuk telinga kiri keluar melalui telinga kanan'. Sang istri hanya mengiyakan nasehat tersebut, seakan-akan nasehat sang suami bakal dipatuhi setelahnya.
Namun, kenyataannya berbanding terbalik. Ipda MA mengungkapkan, kelakuan sang istri masih sama. Masih berperilaku aneh seperti sebelumnya. Bahkan, masih tetap menelepon sosok Ipda ADSY selama berjam-jam, tatkala berada di rumah.
"Tanggal 2-3 Juni, saya ingatkan ke istri; dek gak semua polwan dan polisi enak naik mobil, AC, anakmu udah banyak, rejeki udah ada. Dia jawab; iya mas. Begitu gelagatnya saya lihat masih telpon telponan dengan dia. Sampai makan siang aja diperhatikan," keluhnya.
Lantaran nasehatnya tak digubris, Ipda MA lantas mulai memverifikasi kebenaran semua dugaan skandal perselingkuhan dengan sosok Ipda ADSY, dengan menghubungi sang istri melalui WA pada Jumat (9/7/2023).
Akhirnya, semua kecurigaan yang sempat tak digubrisnya dengan menampik berbagai temuan informasi yang disampaikan oleh beberapa teman-temannya, adalah kenyataan.
Ipda MA mengungkapkan, sang istri mengakui memiliki hubungan spesial dengan sosok Ipda ADSY, dibelakangnya selama ini. Hubungan tersebut terjalin sejak keduanya lulus sekolah Perwira pada Bulan November 2021 silam.
Termasuk kecurigaan awal mengenai sosok pria di dalam mobil yang sempat ditanyakannya, dan ditepis oleh sang istri. Ternyata, sang istri berbohong kepadanya. Bahwa memang benar, di dalam mobil tersebut, sang istri berduaan dengan Ipda ADSY.
"Kalau pengakuan dari istri saya sejak tahun 2021 bulan November sudah berhubungan mereka. Saya tidak menyangka karena istri saya salatnya rajin, puasa senin kamis rajin, dia baik. Tapi enggak menyangka seperti itu kejadiannya," ungkapnya.
Bahkan, lanjutnya, sang istri mengaku kepadanya juga telah berkencan atau melakukan hubungan intim laiknya suami istri yang sah, dengan Ipda ADSY sebanyak lima kali.
Selain memilih lokasi di hotel, perbuatan terlarang tersebut, juga dilakukan oleh keduanya di salah satu rumah kosong aset milik Ipda ADSY, di kawasan Jalan Kahuripan Raya, Kedayon, Kabupaten Sidoarjo.
"Kalau sudah melakukan hubungan layaknya suami istri, saat mengaku pertama pada tanggal 19 Juni itu, mengaku sekali. Begitu pagi harinya, dia mengaku lagi, dan saya video lagi, saya tanya, dia mengaku 5 kali," terangnya.
Mendapati pengakuan tersebut, Ipda MA lantas menghubungi Ipda ADSY untuk meminta pertanggungjawaban karena telah merusak keharmonisan rumah tangganya. Ternyata, Ipda ADSY justru berkelit.
Padahal, lanjutnya, seandainya Ipda ADSY mengakui perbuatannya dan menunjukkan iktikad baik secara langsung menyampaikan permintaan maaf. Bukan tak mungkin, kasus ini bakal diselesaikan secara kekeluargaan.
"Pihak terlapor mengucapkan; astaghfirullah saya gak ada apa-apa dengan istrinya komandan, saya sama istrinya komandan sudah saya anggap keluarga," kata Ipda MA menirukan ucapan Ipda ADSY saat dihubunginya.
Pada hari di mana sang istri mengakui perselingkuhan tersebut. Ipda MA memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan sang istri.
Kendati 'rungkat' karena merasa dikhianati, ia tetap ingin menyudahi perjalanan bahtera dengan sang istri, secara baik-baik.
Bahkan, Ipda MA memberikan kesempatan kepada sang istri untuk membuktikan perasaaan cintanya itu, dengan segera menghubunginya kembali dalam waktu dekat.
Namun, setelah berhari-hari menunggu. Ternyata, sang istri tak kunjung menghubunginya kembali.
Ia merasa sang istri lebih menyayangi sosok pria selingkuhannya itu, ketimbang dirinya yang menemani membangun biduk rumah tangga, dengan tetap mendukung profesi Polwan sang istri, hingga sukses menjadi perwira.
"Mulai saat itu, kami pisah rumah. Dia pakai rumah saya yang lama. Saya dan anak-anak pakai rumah kontrakan. Anak-anak memilih ikut sama saya semua," ungkapnya.
Ipda MA telah mengadukan kasus yang menimpa keluarganya itu ke Bidang Propam Polda Jatim, sejak dua bulan lalu.
Namun, proses penyelidikannya masih terus bergulir hingga saat ini. Kabarnya, sang istri akan dijadwalkan menjalani pemeriksaan awal pada pekan depan.
Sebagai, sanksinya. Kini sang istri telah di-nonjob-kan sementara sebagai staf anggota di Ditreskrimum Polda Jatim.
Anehnya, hingga sekarang sanksi serupa, menurut Ipda MA, belum dilakukan atasan terhadap sosok Ipda ADSY.
Kendati demikian, besar harapannya, pihak atasannya di markas untuk secara objektif memberikan sanksi maksimal terhadap pihak yang bersalah atas kasus tersebut.
Bahkan, jika sanksi itu, berbuah pemecatan terhadap kedua belah pihak, istrinya; Ipda DS dan si teradu Ipda ADSY. Ipda MA mengaku, akan lebih legawa.
"Saya minta Ipda A dipecat, karena sudah bikin sakit hati saya. Bikin hancur keluarga saya.
Awal saya enggak seperti itu. Saya 2,5 bulan saya merawat anak. Jadi harus ditebus harus dipecat. Bila perlu dua duanya dipecat gak apa-apa. Saya siap. Setimpal. Saya sudah disakit," katanya bernada bicara mendadak sesenggukan, dengan kondisi warna pupil matanya berubah memerah, lalu berkaca-kaca, dan basah digenangi air mata yang menuruni pipinya.
Disinggung mengenai nasib biduk rumah tangganya nanti. Apakah bakal memilih tetap bercerai atau tetap membuka pintu maaf selebar-lebarnya kepada sang istri untuk memperbaiki segala sesuatunya.
Ipda MA mengaku pasrah dengan kehendak Tuhan yang akan terjadi pada beberapa waktu ke depan.
Terpenting, kini, dirinya telah hidup bersama keempat anaknya yang masih sekolah dan membutuhkan kasih sayang. Meskipun itu, harus menyewa sebuah rumah kontrakan, agar terpisah dari sang istri.
"Anak pilihan anak terserah (setelah bercerai). Kalau minta mamanya boleh. Minta ikut saya boleh. Saya enggak mau menuntut. Yang penting anak harus jadi anak soleh solehah gak sampai terjadi seperti ini,"
Sementara itu, TribunJatim.com berupaya menanyakan perkembangan penyelidikan pengaduan kasus tersebut ke pihak Bidang Propam Mapolda Jatim, sekitar pukul 15.00 WIB.
Namun, seorang anggota Bidang Propam Polda Jatim, yang ditemui depan pintu layanan Yanduan Bidang Propam Polda Jatim, menyampaikan, segala informasi mengenai perkembangan penyelidikan kasus yang diadukan kepada Bidang Propam Polda Jatim akan disampaikan oleh pihak Bidang Humas Polda Jatim.
"Karena sudah ada MoU antara kami dan pihak humas. Setiap informasi dari kami nanti akan disampaikan oleh pihak Humas," ujar Kompol AP, berkemeja lengan pendek warna hitam itu, pada TribunJatim.com
Tak berhenti di situ, TribunJatim.com juga berupaya mencoba menghubungi melalui sambung telepon seluler terhadap sejumlah pejabat utama Bidang Propam Polda Jatim; Kabid Propam Polda Jatim Kombes Pol IS, dan Kasubbid Wabprof Bidang Propam Polda Jatim, AKBP K. Namun, hingga pukul 22.45 WIB, tak kunjung direspon.
Selanjutnya, TribunJatim.com berupaya menghubungi pejabat Bidang Humas Polda Jatim. Namun, belum ada jawaban yang signifikan dan memuaskan mengenai perkembangan penyelidikan kasus tersebut.
Termasuk, kepada Ipda ADSY. Ia belum merespon pesan singkat yang disampaikan TribunJatim.com terkait klarifikasi atas kasus aduan masyarakat di Bidang Propam Polda Jatim yang menyeret namanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com