HUT ke 78 RI

Bacakan Proklamasi Kemerdekaan, Soekarno Ternyata Sakit & Sempat Disuntik, Peran Fatmawati Terkuak

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Soekarno ternyata sakit saat bacakan Proklamasi Kemerdekaan

Akan tetapi demi mempersiapkan kemerdekaan untuk Indonesia, Jepang sendiri telah membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

PPKI pada tanggal 16 Agustus 1945 akan mengadakan rapat yang dipimpin Soekarno untuk mempersiapkan kemerdekaan RI.

Masih adanya campur tangan Jepang ini membuat para tokoh muda seperti Sutan Syahrir, Sukarni, dan Chaerul Saleh, berencana menculik Soekarno.

Tujuannya adalah untuk mengamankannya di suatu tempat agar sepak terjang Soekarno tidak dipengaruhi oleh Jepang.

Selain menculik Soekarno, para pemuda pimpinan Sukarni ini ternyata berencana melakukan pemberontakan untuk menguasai Jakarta dari tangan Jepang.

Namun jika pemberontakan untuk menguasai Jakarta dan melumpuhkan pasukan Jepang gagal, para pemuda dari kelompok pemberontak pasti dihukum mati oleh Jepang.

Bahkan Soekarno yang dijadikan pemimpin oleh para pemuda pemberontak juga ikut dihukum mati jika aksi pemberontakan berakhir dengan kegagalan.

Baca juga: Meski Ada Tiang Besi, Ternyata Ini Alasan Pengibaran Bendera Proklamasi Pertama Cuma Pakai Bambu

Demi mengamankan Soekarno dari pengaruh Jepang sekaligus menyembunyikannya jika pembrontakan gagal, para pemuda di bawah pimpinan Sukarni yang dibantu anggota Pembela Tanah Air (PETA), kemudian menculik Soekarno dan Bung Hatta pada 16 Agustus 1945 dini hari.

Aksi penculikan ini sebenarnya bukan membawa Soekarno di bawah todongan senjata.

Tetapi upaya membawa Soekarno dan istrinya, Fatmawati, serta anaknya, Guntur, yang masih bayi, secara diam-diam agar tidak diketahui militer Jepang.

Untuk tidak menimbulkan kecurigaan, para penculik, termasuk Soekarno, mengenakan seragam militer PETA.

Soekarno sendiri telah disediakan seragam PETA dan dengan dongkol berusaha memakainya karena ukurannya terlalu kekecilan.

Merasa konyol karena mengenakan seragam PETA yang terlalu kekecilan, Soekarno langsung menilai bahwa tindakan Sukarni dan rekan-rekannya yang diklaim merupakan tindakan revolusioner ini, jelas-jelas tanpa perencanaan yang baik.

Soekarno bersama rombongan yang keluar rumah untuk menuju ke dua mobil yang sudah menunggunya, sempat melihat Bung Hatta di satu mobil lainnya, dengan wajah jemu sekaligus kesal.

Soekarno dan Bung Hatta kemudian dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, karena di daerah itu sudah tidak ada pengawasan dari Jepang.

Presiden Soekarno (Istimewa via Tribunnews.com)
Halaman
1234

Berita Terkini