"Kalau di kos ada piring tergeletak pas saya mau cuci piring saya cuci sekalian gitu," terangnya.
Baca juga: Hobi Nyeleneh Mahasiswa Rawat Biji Mangga Bak Hewan Piaraan, Redakan Stres, Cara Urus Tak Main-main
Didiagnosis depresi mayor
Mulanya, Olivia tidak menyangka bahwa kegiatan cuci piring memberikan efek yang luar biasa pada dirinya.
Ia bercerita, dulu waktu kecil, ia sangat suka bermain air.
"Kalau kena air bisa rileks. Karena saya tidak begitu pandai berenang, akhirnya saya suka cuci piring. Karena bisa kena air banyak dan lama tapi tidak masuk angin," jelasnya.
Namun, pada 2020 ia merasakan gejala yang tidak biasa pada dirinya.
Hingga pada 2021, Olivia memeriksakan diri ke dokter ahli kejiwaan.
Hasil pemeriksaan menunjukkan ia menderita depresi mayor dan borderline personality disorder.
Baca juga: Sosok Mahasiswa ITS Surabaya Peraih Nilai SNBT UTBK 2023 Tertinggi se-Indonesia, Ungkap 3 Rahasianya
"Saya didiagnosis depresi mayor dan borderline personality disorder oleh dokter kejiwaan. Setelah itu saya mencoba mengenali diri saya sendiri lebih dalam lagi supaya saya tahu harus apa ketika burnout (stres)," cerita dia.
Tak mudah baginya menemukan kegiatan yang bisa mengatasi stres yang dialaminya.
Olivia mengaku, beberapa kali pernah menyakiti dirinya ketika kondisinya memburuk.
Hingga akhirnya, Olivia menyadari bahwa kegiatan cuci piring bisa menenangkan dan meredakan stresnya.
"Awalnya saya sering nonton video Tiktok Auri Katarina terus nonton Youtube-nya juga. Dari situ saya merasa kalau bersih-bersih bikin mood saya jadi baik," ungkapnya.
"Dan karena di video beliau seringnya bersih-bersih dari dapur dulu, saya ikut-ikutan. Saya rutin cuci piring dulu kalau bersih-bersih. Lama-lama saya merasa tenang ketika cuci piring itu," jelas dia.
Bentuk coping mechanism