Berita Jawa Timur

DMI Jatim Dorong Remaja Masjid Hijrah Jadi Entrepreneur Muda, Isi Peluang dengan Bisnis Digitalisasi

Penulis: Nur Ika Anisa
Editor: Taufiqur Rohman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur mengajak para remaja masjid untuk menjadi entrepreneur, Rabu (6/9/2023).

Sehingga, kata Suhadi, nantinya dapat terjadi sirkulasi informasi, pengetahuan dan tentunya memunculkan sirkulasi keuangan.

“Ada juga yang mempunyai produk di beberapa kabupaten kota sudah ada yang memproduksi kopyah itu remaja masjid,” ujarnya.

Selain untuk para remaja masjid, kegiatan ini juga menyasar pengurus Bidang Pemuda dan Remaja Masjid. Jika remas terkait pada bisnis, sementara pengurus Bidang Pemuda dan Remaja Masjid ini dihimbau untuk menggelar kegiatan serupa di lingkungan masing-masing di kota/kabupaten masing-masing.

“38 kabupatan kota, kira-kira ada 56 ribu masjid di Jawa Timur. Sekarang kita hanya ambil perwakilan dua orang peserta setiap kabupaten/kota. Sehingga mereka membuat komunitas baru agar ilmu ini terus berlanjut,” ungkapnya.

Dalam pelaksanaannya, Suhadi mengatakan tetap ada rambu-rambu yang dilakukan para remaja masjid dalam berbisnis. Yaitu mengembangkan bisnis digital berbasis syariah.

Kegiatan berbisnis atau berwirausaha dapat dilakukan dengan syarat harus jujur, halal, memberikan informasi secara utuh, terkait larangan riba, dapat dipercaya dan juga ramah.

Sehingga, apa yang nantinya akan dihasilkan dapat menjadi berkah, halal dan sejahtera.

“Meskipun bisnis secara online, keramahan harus terwujud. Itu sebuah rangkaian makanya bisnis dan keuangan syariah."

"Kita bikin rambu-rambu supaya ada batas-batasanya, tidak sembarangan berbisnis,” ucapnya.

Salah satu pemateri Fristy Pamala, seorang pengusaha asal Sidoarjo yang membahas tentang skincare dan branding bisnis.

Ia menjelaskan tentang pengalamannya mengkonsep suatu usaha, ide packaging, regulasi perijinan dan juga value produk.

Menurutnya, salah satu hal yang penting yaitu setiap owner suatu bisnis harus mengerti nilai dari produknya, kualitas material hingga akhir kemasan, logo, slogan dan konsistensi.

Selain itu, konten dalam media sosial juga harus mencerminkan konsep dari produk yang dimiliki dan kesesuaiannya.

“Brand owner harus memahami value produknya,” ungkapnya.

Kegiatan yang dikemas menjadi talkshow interaktif ini menjadi salah satu inspirasi bagi pemuda pemudi khususnya remaja masjid sebagai bekal penting membangun suatu usaha.

Halaman
123

Berita Terkini