TRIBUNJATIM.COM - Relokasi warga di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, untuk proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City, yang berujung ricuh disoroti Ustaz Abdul Somad (UAS).
Sosok sang dai kondang ikut bersuara lantang terkait nasib para warga Rempang yang ditangkap dan ditahan.
UAS berharap para pengacara dapat pergi ke Rempang dan memberi bantuan hukum kepada warga di sana.
Ustaz Abdul Somad juga memberi seruan untuk seluruh masyarakat Melayu.
Baca juga: Sikap Ustaz Abdul Somad Soal Kisruh di Rempang Tolak Pembangunan Eco City, Bela Warga, Ini Seruannya
UAS menginginkan para pengacara membela sejumlah warga yang menolak relokasi dan telah ditangkap oleh kepolisian atas tuduhan provokasi.
"Wahai para pengacara, segeralah menuju Rempang untuk membantu mereka yang saat ini ditangkap."
"Agar mereka dapat dibebaskan," ucap UAS dalam unggahan di akun Instagram-nya, @ustadzabdulsomad_official, pada Kamis (14/9/2023).
Ustaz Abdul Somad menegaskan bahwa warga yang ditangkap bukanlah pelaku tindak kriminal seperti koruptor.
Oleh karena itu, menurut Ustaz Abdul Somad, para warga yang ditangkap membutuhkan bantuan.
UAS menekankan bahwa warga yang saat ini ditangkap adalah orang-orang yang hanya ingin mempertahankan tempat tinggal dan sumber penghidupan mereka.
"Mereka bukan pengedar narkoba atau koruptor. Mereka adalah orang-orang yang membela tanah dan rumah mereka."
"Bagaimana jika rumah dan mata pencaharian kita dirampas?" imbuh Ustaz Abdul Somad dalam video yang dibagikan.
Dalam video tersebut, terlihat UAS sedang memberikan ceramah.
Namun belum ada informasi mengenai waktu dan tempat di mana ceramah tersebut diadakan.
Sebelumnya Ustaz Abdul Somad mengunggah seruan kepada masyarakat Melayu lewat akun IG @ustadzabdulsomad_official pada Minggu (10/9/2023).
Berbeda dari posting-annya yang lain, dalam potret tersebut wajah Ustaz Abdul Somad terlihat masam.
Dalam posting-annya, UAS menyatakan dukungannya kepada masyarakat Pulau Rempang, Batam.
Mengutip pernyataan dari Prof Dr Dato' Abdul Malik, MPd, masyarakat Pulau Rempang disampaikannya merupakan keturunan prajurit kesultanan Riau-Lingga.
Para prajurit tersebut sudah mendiami Pulau Rempang sejak masa Kesultanan Sulaiman Badrul Alam Syah I di tahun 1720.
Selanjutnya mereka pun ikut berperang bersama Raja Haji Fisabilillah dalam Perang Riau I pada tahun 1782 hingga 1784.
Begitu juga dalam Perang Riau II bersama Sultan Mahmud Riayat Syah pada tahun 1784 hingga 1787.
"Penduduk asli Rempang-Galang dan Bulang adalah keturunan para prajurit Kesultanan Riau-Lingga yang sudah eksis sejak 1720 masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah I.
Pada Perang Riau I (1782-1784) mereka menjadi prajurit Raja Haji Fisabilillah.
Dan, dalam Perang Riau II (1784–1787) mereka prajurit Sultan Mahmud Riayat Syah," tulis Ustaz Abdul Somad.
"Ketika Sultan Mahmud Riayat Syah berhijrah ke Daik-Lingga pada 1787, Rempang-Galang dan Bulang dijadikan basis pertahanan terbesar Kesultanan Riau-Lingga.
Pemimpinnya Engku Muda Muhammad dan Panglima Raman yang ditunjuk oleh Sultan Mahmud," bebernya.
Baca juga: Penyebab Warga Rusak Gedung BP Batam, Aksi Pendemo sempat Dibalas Pakai Gas Air Mata Milik Polisi
Kala itu pasukan Belanda dan Inggris yang sudah menguasai Nusantara tak berani memasuki wilayah Kesultanan Riau-Lingga.
Para prajurit itu disampaikan Ustaz Abdul Somad menjaga Pulau Rempang dan bermukim hingga saat ini.
"Anak-cucu merekalah sekarang yang mendiami Rempang-Galang secara turun-temurun," ungkap Ustaz Abdul Somad.
"Pada Perang Riau itu nenek-moyang mereka disebut Pasukan Pertikaman Kesultanan.
Nukilan itu ada ditulis di dalam Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji.
Semoga mereka senantiasa dilindungi Allah SWT," jelasnya.
Ustaz Abdul Somad turut mengutip pernyataan Tokoh Masyarakat Melayu Serantau yang tidak disebutkan identitasnya.
Dalam seruan tersebut, Ustaz Abdul Somad meminta masyarakat Melayu untuk membantu masyarakat Pulau Rempang.
"Yang ada jabatan, tolong dengan kuasa. Yang sanggup berteriak, tolong dengan suara," tulis Ustaz Abdul Somad.
Posting-an Ustaz Abdul Somad itu pun disambut ramai masyarakat Melayu.
Sebagian besar menyatakan sepakat dan mendukung masyarakat Pulau Rempang.
Sebagian lainnya menyoroti kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Sejumlah keturunan Melayu dari berbagai daerah pun datang ke Kota Batam.
Kedatangan mereka untuk menunjukkan solidaritas kepada warga Rempang yang dipaksa meninggalkan kampungnya.
Mereka turut menyampaikan protes melalui aksi demonstrasi di depan kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam pada Senin (11/9/2023).
Dikutip dari Tribun Batam, turut hadir beberapa tokoh masyarakat serta aliansi dan komunitas dari berbagai daerah lain seperti Kalimantan Barat, Lingga, Karimun, dan Siak.
Masing-masing perwakilan dari berbagai daerah ini menyampaikan orasinya di depan kantor BP Batam.
Bahkan ada sosok dari pelaku kesenian di Batam, yaitu Tarmizi dari Komunitas Rumah Hitam, yang menyampaikan syair panjang melalui pengeras suara.
Sejumlah orator menyatakan, aksi hari ini merupakan aksi damai, dan mengimbau massa untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan kekerasan.
"Kita hari ini aksi damai!" seru seorang orator.
Ustaz Abdul Somad sendiri adalah seorang tokoh agama yang berasal dari Asahan, Sumatera Utara.
Selain sebagai penceramah, Ustaz Abdul Somad pernah menjadi pengajar di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau.
Dia juga mengingatkan akan ajaran Nabi Muhammad untuk selalu membantu sesama.
UAS menyebutkan bahwa bahkan menolong seekor anjing saja akan mendapatkan pahala, apalagi jika menolong sesama manusia.
"Kita akan mendapatkan balasan atas setiap kebaikan yang kita lakukan kepada makhluk hidup. Seperti yang dikatakan Nabi, setiap tindakan baik kepada makhluk hidup akan mendapatkan pahala," tambahnya.
"Jika menolong seekor anjing sudah mendapatkan pahala, apalagi menolong saudara-saudara di Pulau Rempang," sambungnya.