"Kemudian lanjut kuliah, tetapi setelah itu saya kembali ke kampung dan tahun 2017 dipanggil lagi mengajar dengan status kontrak dari sekolah," ungkapnya.
Guru honorer kelahiran Ubrub, 5 Februari 1990, ini sudah beberapa kali mencoba melamar menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kabupaten Keerom, namun belum juga lolos.
Alumni SMA Negeri 1 Arso Kabupaten Keerom ini sudah berusaha melamar dan memasukkan berkas-berkasnya supaya diterima menjadi CPNS.
Hal ini dilakukannya dengan penuh semangat.
Namun dia tidak pernah diakomodasi dalam kuota CPNS dari Pemda Keerom.
"Terakhir saya masukkan berkas untuk 1.000 honorer anak asli Keerom atau anak adat dari Keerom."
"Bahkan sudah memasukkan berkas, tapi hasilnya saya tidak diloloskan," ucap Melki Wally dengan nada kecewa.
Baca juga: Tekad Ganjar Beri Perhatian Serius untuk Gaji Guru dan Tenaga Pendidik: Mereka Harus Sejahtera
Sudah mengabdi lama sebagai guru honorer, namun tidak mendapat kesempatan menjadi CPNS, membuat suami Senina Abray ini sedikit kecewa.
Namun hal itu tidak mengurangi rasa sayangnya pada siswanya.
"Saya rasa kecewa juga, karena lima kali tes CPNS, tapi tidak pernah diloloskan."
"Padahal saya selama ini mengajar sebagai guru honorer selama belasan tahun," ucapnya dengan nada kecewa.
Meski begitu, ayah empat anak ini masih setia mengajar.
"Hal ini saya lakukan karena saya masih sayang sama ade-ade (siswa-siswi) dan saya kasihan sama mereka, karena mereka adalah generasi penerus di daerah dan bangsa," ungkapnya.
Melki Wally mengaku akan tetap mengajar meski upah yang diterima tak sebanding dengan waktu yang dihabiskan.
"Biar susah, saya tetap bertahan untuk mengajar ade-ade di SD YPPK Ubrub," katanya.