Sarwo menanyakan hal ini kepada Soeharto saat bertemu dengannya, tapi Soeharto hanya tersenyum dan tidak menjawab.
Salim mengungkapkan bahwa sumber tuduhan itu adalah Ali Moertopol, seorang perwira intelijen yang dekat dengan Soeharto.
Selain itu, Soeharto juga tidak menyukai Sarwo karena alasan mistis.
Menurut Soeharto, Sarwo memiliki aura kembar matahari yang menandakan ambisi untuk menjadi penguasa dan mengancam posisinya.
Hal ini membuat karir Sarwo di militer terhambat.
Belum lagi, pada awal-awal penumpasan PKI, Soeharto pernah sangat marah dan curiga kepada Sarwo. Pasalnya, Sarwo sempat bertemu dengan Presiden Soekarno di Istana Bogor tanpa sepengetahuan Soeharto.
Bapak Orde Baru ini curiga, Sarwo Edhie punya rencana tersembunyi di belakangnya.
Sementara itu , Salim juga menulis dua versi kisah tentang mengapa Soeharto tidak menyukai Sarwo.
Versi pertama, berdasarkan keterangan istri Sarwo, Sunarti: “Pak Harto tidak suka bapak (Sarwo) karena pernah ke Bogor. Pak Harto menganggap Anda sebagai orang yang serakah.”
Versi kedua, berdasarkan cerita Daud Sinjal, mantan General Manager Harian Sinar Harapan. Sarwo itu sahabat Yan, tapi Soeharto benci Yan, kata Daud.
Said menambahkan, Sarwo tidak segera memberitahu Soeharto ketika Yan meninggal. Malah, ia menghadap Menteri Pertahanan Abdul Haris Nasuti.