Berita Viral

SOSOK Sentot Dapat Ganti Rugi Rp 10,7 M Cuma Jaga Warung, Berharap Tak Kena Proyek Underpass: Kurang

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SOSOK Sentot Dapat Ganti Rugi Rp 10,7 M Cuma Jaga Warung, Berharap Tak Kena Proyek Underpass: Kurang

"Kalau surat pemberitahuan ada, dan biasanya undangan nantinya disampaikan lewat kelurahan setempat," pungkasnya.

Baca juga: Cari Email yang Hilang, Wanita Ini Kaya Mendadak, Syok Saat Tahu Dirinya Menangkan Lotre Rp42 Miliar

Sementara itu, Agus tidak menjelaskan secara pasti kapan surat pemberitahuan tersebut disampaikan ke pihak berwenang.

Dari pantauan TribunSolo.com, setidaknya ada sekitar 17 PKL yang berada di sepanjang proyek pembangunan Underpass Palang Joglo.

Belasan PKL tersebut terdiri dari berbagai macam usaha seperti angkringan, warung makan, warung kelontong, dan pengusaha tambal ban.

Curhat Bakul Angkringan

Supriyono (48) membuka usaha angkringan yang berada di Jalan Ki Mangun Sarkoro sejak tahun 1990-an kini terancam digusur.

Ketakutan Supriyono tersebut bukan tanpa alasan, karena lokasi tempatnya mengais rezeki masuk dalam wilayah proyek pembangunan Underpass Palang Joglo yang diperkirakan sepanjang 1,2 kilometer.

Bahkan saat sejumlah warga yang tinggal di sana telah mendapatkan ganti rugi imbas pembangunan Underpass, rasa was-was Supriyono itu semakin kuat.

Ia mengaku cemas apabila angkringan tempat usahanya diminta untuk pindah meski sampai sekarang belum ada pemberitahuan terkait hal tersebut.

"Saya berdagang sejak sebelum jalan ini rame, masih sepi. Sekitar tahun 90'an," kisah Supriyono mengingat pertama kali datang ke Solo untuk mengadu nasib.

Sampai saat ini Supriyono masih harap-harap cemas apakah lapak angkringannya juga ikut diminta pindah

"Kalau saya belum, secara langsung belum. Sudah dengar, pasti," sambung Supriyono saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (26/9/2023) sore.

Bukan tanpa alasan, Supriyono menerangkan dirinya kini menjadi tulang punggung keluarga dan harus menghidupi empat orang anak.

Sementara itu usaha angkringan yang ia teruskan dari sang paman dan sepupunya sejak tahun 1980-an ini menjadi satu-satunya tempat ia mencari uang.

"Ya masalahnya ini menghidupi empat keluarga, tidak ada kompensasi ganti rugi," katanya.

Halaman
1234

Berita Terkini