Kebakaran di Ngawi

Kebakaran Hutan Gunung Lawu di Ngawi, 16 Hektar Terbakar, Petugas Gabungan Gercep Pakai Cara ini

Penulis: Febrianto Ramadani
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas gabungan berusaha memadamkan kobaran api, yang hanguskan 16 hektar hutan lindung terbakar, Gunung Lawu, masuk Kawasan Desa Girimulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, NGAWI -  Peristiwa kebakaran hutan terjadi di Gunung Lawu, masuk Kawasan Desa Girimulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi.

Api diketahui pada Jumat (29/9/2023).

Personel yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Perhutani, dibantu warga setempat terus berupaya menjinakkan si jago merah.

Kapolsek Jogorogo AKP Nur Hidayat mengatakan, empat Polsek wilayah Ngawi selatan yakni Jogorogo, Sine, Ngrambe, dan Kendal beserta koramil setempat disiagakan selama peristiwa tersebut.

Baca juga: 7 Selebgram Ditangkap Polisi di Ngawi, Buntut Terima Endorse Situs Judi Online, Siapa Saja Mereka?

"Semua petugas gabungan, membantu membuat ilaran sekat bakar sepanjang 800 meter, di petak 39 dan 40 RPH Manyul. Serta memadamkan api di lokasi yang bisa dijangkau," ujarnya, Minggu (1/10/2023).

Menurutnya, sudah sekitar 16 hektar hutan lindung terbakar.

Api sudah mulai menjalar ke kawasan hutan produksi. Akses ke lokasi menggunakan kendaraan roda dua.

"Tidak bisa berboncengan. Kira-kira tiga sampai empat kilometer ke titik api. Sejauh ini, untuk api di petak 39 dan 40 sudah bisa dikendalikan," terangnya.

"Kami sengaja menunggu api mendekat ke jalur ilaran. Kemudian memadamkannya menggunakan alat seadanya seperti ranting dedaunan pohon," imbuh AKP Nur Hidayat.

Baca juga: Kondisi Terkini Belasan Korban Kecelakaan Maut Bus Eka vs Bus Sugeng Rahayu di Ngawi

Para personel terus bekerja keras, supaya api tidak semakin merambat kemana mana. Sambil melakukan pemantauan, asap dilaporkan masih membumbung tinggi. 

Kepala Dusun Kembang Desa Girimulyo Sudarno mengatakan, ilaran yang dibuat agar tidak sampai ke hutan produksi yang mayoritas adalah hutan pinus. 

"Hutan pinus ini jadi sumber mata pencaharian warga. Kami upayakan agar tidak sampai ke pinus ini," kata Sudarno,

"Lokasi yang sulit dijangkau, medan cukup terjal. Butuh waktu berjam-jam untuk mencapai. Sementara kami memantau saja kalau api mengarah ke puncak," tuntasnya. 

Berita Terkini