Berita Viral

Ginjal Siswa SMP Rusak karena Dihukum Guru Squat Jump 200 Kali, Pingsan saat Lari, Si Guru Dipecat

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI: Ginjal Siswa SMP Rusak karena Dihukum Guru Squat Jump 200 Kali, Pingsan saat Lari, Si Guru Dipecat

TRIBUNJATIM.COM - Seorang siswa SMP dihukum guru hingga ginjalnya rusak.

Siswa SMP Itu juga sempat dihukum lari mengelilingi lapangan.

Semua berawal saat siswa SMP itu dipaksa squat jump 200 kali oleh gurunya.

Nasib sang guru pun terungkap.

Peristiwa ini di Sekolah Menengah Quantang, Changsha di Kota Jingzhou, Ningxiang, Provinsi Hunan.

Seorang siswa SMP bernama Liu (14) mendapatkan hukuman dari gurunya karena dianggap telah melanggar aturan.

Guru itu bernama Tao.

Dilansir dari Sin Chew Daily pada Senin, (2/10/2023) via Tribunnewsmaker, Liu dihukum karena mengobrol di kelas saat pelajaran berlangsung pada 12 September lalu. 

Menurut pamannya, anak laki-laki bermarga Liu itu merasakan nyeri pada ototnya.

Selain itu, setiap ia buang air kecil, urinenya berwarna teh.

Baca juga: Foto Tak Senonohnya Tersebar, Siswi SMA Lakukan Aksi Nekat Sambil Direkam, Dua Terduga Diperiksa

Dua hari kemudian, kondisi Liu masih belum pulih setelah melakukan squat 200 kali.

Meski sudah meminta cuti untuk pelajaran olahraga, Liu dipaksa oleh gurunya, Wen, untuk melakukan latihan lari.

Liu pingsan setelah menyelesaikan enam putaran di sekitar taman bermain sekolah.

Pihak sekolah langsung menghubungi ibu Liu untuk menjemputnya untuk pulang.

Ketika ibu Liu melihat putranya mengeluarkan darah di urinenya, dia segera membawanya ke Rumah Sakit Rakyat Ningxiang.

Baca juga: Akhir Karir Guru di Madura yang Protes WC Sekolah Berbayar, Dipanggil Itjen Kemenag, Arif: Diam Saja

Setelah pemeriksaan medis, dokter mengeluarkan pemberitahuan kondisi kritis.

Liu segera dirawat di unit perawatan intensif (ICU) dengan peringatan bahwa penundaan satu jam saja dapat menyebabkan gagal ginjal.

Setelah diperiksa, putranya didiagnosis menderita rhabdomyolysis.

Dia mengalami cedera otot parah yang berpengaruh pada ginjalnya.

Ginjalnya kini mengalami kerusakan.

Menurut dokter, dia bisa saja kehilangan nyawanya.

Pasalnya, gagal ginjal jika terlambat dibawa ke rumah sakit.

Liu kemudian dirawat di unit perawatan intensif selama satu minggu.

Menurut sumber internal di Hongxing Video News, Biro Pendidikan Kota Ningxiang telah mengeluarkan permintaan maaf kepada keluarga Liu.

Biro Pendidikan Kota Ningxiang telah memecat guru tersebut.

Pihaknya berjanji akan menanggung semua biaya pengobatan Liu.

Sementara itu, kepala sekolah dan guru lain yang terlibat dalam insiden tersebut telah diskors.

Otoritas terkait telah memulai penyelidikan atas masalah tersebut.

Kini, Liu mendapatkan perawatan ekstra dari tim medis.

Baca juga: Nasib Guru yang Dimutasi Protes Toilet Siswa Berbayar, Dipanggil Itjen Kemenag, Minta Pindah

Peristiwa serupa juga pernah terjadi di Indonesia.

HDA, seorang siswi kelas XI di SMAN 1 Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengalami cedera syaraf tulang belakang setelah dihukum melakukan squat jump di sekolah.

Korban yang merupakan santriwati di Pondok pesantren Al-Ghoits di Desa Kedegan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, tersebut menerima hukuman melakukan squat jump sebanyak 120 kali saat mengikuti kegiatan di sekolahnya.

Setelah menjalankan hukuman itu, HDA tidak bisa berjalan dan berpotensi mengalami kelumpuhan.

Untuk menggerakkan kaki dan memiringkan badan, dia harus dibantu orang lain.

Korban pun terbaring lemah di kamar perawatan pengobatan tradisional Sangkal Putung Umi-Abi di Dusun Jarum, Desa Pandanarum, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, sejak Kamis (19/7/2018), dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Baca juga: Pengakuan Siswa Bacok Guru di Demak usai Ditangkap, Sering Bolos Gegara Jualan Nasi Goreng

H Umar Said (54), terapis Sangkal Putung Umi-Abi, mengatakan, korban dibawa oleh pihak pondok pesantren pada Rabu (18/7/2018) petang.

Ketika ditangani, korban sempat menderita mati rasa pada kedua kaki hingga ke pangkal tulang belakang.

Dia sempat melakukan perawatan terapis pada kedua kaki korban dan di bagian tubuh yang sakit.

"Saat ditangani dia (korban) sudah tidak bisa duduk dan bergerak," ujarnya.

Dia menjelaskan, korban mengalami penyumbatan atau gangguan syaraf tulang belakang terjepit akibat aktivitas squat jump.

Sesuai pengalamannya, butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan cedera tersebut.

Apabila tidak segera dilakukan penanganan penderita syaraf tulang punggung yang tertarik tersebut bisa fatal hingga dapat menyebab kelumpuhan.

"Korban tidak kuat berdiri mengeluh sakit pada bagian paha dan punggung, semoga bisa cepat sembuh," ungkapnya.

Umar tidak dapat memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan korban untuk mendapat perawatan hingga pulih kembali seperti sedia kala. Korban akan dirawat hingga sembuh total.

Kemungkinan, dari pasien yang pernah ditanganinya yang terkena syaraf tulang belakang tertarik penyembuhannya cukup lama.

"Terkait kesembuhannya kami belum bisa memastikannya," katanya.

Gus M Rofiq Afandi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghoits menjelaskan, dia tidak curiga karena korban awalnya tidak merasakan gejala apapun.

Selang beberapa hari, korban baru merasakan sakit pada bagian kaki dan tulang belakangnya.

"Puncaknya, ketika hendak shalat subuh ia tidak bangun, kedua kaki dan tubuhnya tidak bisa gerak," ucapnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini