Sosok Mbah Suro Dukun Sakti Milik PKI, Peluru dan Sajam Tak Mempan di Tubuhnya, Endingnya Tragis

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana peristiwa pasca G30S PKI/Ilustrasi

Mbah Suro adalah dukun kepercayaan PKI.

Ia sering memberikan dukungan spiritual kepada anggota dan simpatisan PKI yang bersembunyi di hutan-hutan sekitar Blora.

Ia juga berencana untuk menghidupkan kembali gerakan PKI dengan menggunakan ilmu kleniknya.

Karena itu, ia menjadi salah satu target utama operasi militer yang dilakukan oleh pasukan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), cikal bakal Kopassus saat ini.

Pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Letnan Feisal Tanjung mendapat tugas untuk menangkap Mbah Suro dan pengikutnya.

Mereka mendapat informasi bahwa Mbah Suro berada di Desa Nginggil, Randublatung, Blora.

Mereka pun melakukan penyelidikan dan penyamaran untuk mengetahui keberadaan pasti Mbah Suro.

Setelah mendapat kepastian, pasukan RPKAD melakukan penyerbuan ke markas Mbah Suro pada tanggal 12 April 1967.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari Mbah Suro dan pengikutnya.

Dalam pertempuran ini, Suro Nginggil dan 80 orang pengikutnya mati (semua dalam padepokan), dan ada 1500 orang pengikutnya Suro Nginggil menyerah/menjadi tawanan, serta 113 rumah terbakar.

Sejarah G30S PKI

Dikutip dari laman Kompas.com, G30S PKI adalah suatu pengkhianatan yang paling besar yang terjadi pada bangsa Indonesia.

Peristiwa tersebut terjadi di malam hari, tepatnya pada pada pergantian dari tanggal 30 September ke 1 Oktober.

Tragedi ini melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan juga Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Atau G30S PKI adalah sebuah gerakan yang memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno serta mengubah Indonesia menjadi negara yang menerapkan sistem komunis.

Halaman
1234

Berita Terkini