Dalam simulasi ini, responden yang tidak menjawab atau tidak tahu maupun merahasiakan pilihannya ada sebanyak 30,8 persen.
Kemudian dalam simulasi 10 nama, persaingan ketat Ganjar dan Prabowo pun terlihat.
Ganjar mendapat angka keterpilihan 26,8 persen, sedangkan Prabowo 26,7 persen.
Sementara, Anies Baswedan tetap berada di posisi ketiga dengan raihan angka 16,9 persen.
"Di pilihan 10 nama, Ganjar dan Pranowo sama kuat, 26,8 dan 26,7 disusul Anies 16,9 persen. Nama-nama lainnya di bawah 10 persen," ujar Djayadi.
Lain hal dengan hasil survei Indonesia Survey Center (ISC) yang juga dirilis pada hari yang sama.
Baca juga: Hasil Survei Indikator Politik: Ganjar Pranowo Jadi Bacapres yang Paling Banyak Nampang di Baliho
Hasil survei ISC yang dilakukan pada 17 hingga 23 September 2023, menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto berada di posisi puncak.
Ketua Umum Partai Gerindra itu memperoleh dukungan suara 42,3 persen.
Disusul Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan angka 33,1 persen dan Anies Baswedan di posisi ketiga dengan angka 20, 4 persen.
Namun, dari hasil survei terlihat pula persaingan ketat elektabilitas Prabowo dan Ganjar Pranowo.
"Prabowo masih berada di puncak elektabilitas dalam simulasi tiga capres," kata peneliti senior ISC Chairul Ansari saat menjelaskan hasil survei secara daring.
Hasil survei, lanjutnya, juga belum menemukan dampak deklarasi Anies - Cak Imin terhadap elektabilitas Prabowo, Ganjar, dan Anies.
"Prabowo tidak tergerus, Ganjar dan Anies masih tetap dalam posisinya masing-masing," katanya.
Berbeda dengan hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis 30 September 2023.
Survei IPI ini dilakukan pada rentang waktu 25 Agustus-3 September 2023.