Program penyaluran tersebut lebih memprioritaskan tiga pilar Bulog, yakni ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi.
"Kami targetkan di satu toko mendapatkan maksimal 2 ton per minggu, tapi itu juga memperhatikan kemampuan toko tersebut. Sebelum kenaikan harga, kami sepanjang tahun ini juga menyalurkan SPHP. Pada Maret dan Mei juga menyalurkan bantuan pangan. Kami harapkan, masyarakat bisa mendapatkan pilihan beras yang terjangkau dan dengan kondisi baik di pasar. Semoga masyarakat bisa merasakan kehadiran beras Bulog," ujar Wira.
Sejak disalurkan mulai awal 2023, Wira menyebut telah ada 5.000 ton lebih beras yang terserap berdasarkan data hingga 28 Agustus 2023. Bulog menjual beras SPHP ke pedagang dengan harga pengambilan langsung ke gudang senilai Rp 8.300 per kg atau Rp 41.500 per 5 kg.
Baca juga: Pemkab Lumajang Gencarkan Operasi Pasar, Tekan Harga Beras dan Gula yang Meroket Akibat El Nino
Terpisah, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan, adanya beras SPHP ini diharapkan bisa menurunkan harga di pasaran. Dari sebelumnya berkisar Rp 13.000, bisa menjadi Rp 11.500 sampai Rp 12.000.
"Ketika harga beras turun, ini akan berdampak pada penurunan inflasi Kota Malang," tutur Wahyu Hidayat.
Berbagai upaya dilakukan untuk menekan harga beras.
Bulog juga telah menyalurkan 240 ton beras untuk Penerima Bantuan Pangan (PBP) di Kota Malang. Bulog mengalokasikan beras 45 ton 910 kg untuk kecamatan Blimbing. Jumlah itu direncanakan tersalur kepada 4.591 KK yang ada di Kecamatan Blimbing.
Kepala Bulog Cabang Malang, Siane Dwi Agustina menjelaskan, ada 24 ribu warga yang disasar untuk mendapatkan bantuan di Kota Malang.
Ia juga menjelaskan penyaluran kepada PBP ini lebih awal dari jadwal semula. Bulog berencana menyalurkan bantuan pada Oktober hingga Desember 2023.