TRIBUNJATIM.COM - Tribunners kondisi di Gaza saat ini memprihatinkan.
Aliran listrik di sana diputus dan membuat Gaza menjadi gelap.
Kali ini kita akan mengulas arti kata zionis dan hubungannya dengan konflik Israel dan Palestina.
Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina semakin memanas setelah Hamas meluncurkan serangan dalam waktu beberapa hari lalu.
Banyak publik figur yang turut berduka atas terjadinya peperangan tersebut. Simpati tersebut diunggah di media sosial pribadi mereka sebagai bentuk dukungan untuk mencapai perdamaian.
Di sisi lain, ada yang menyebut bahwa konflik yang terjadi itu bukanlah soal konflik agama. Perang itu sudah memasuki ranah kemanusiaan.
Hal itu karena banyak orang Yahudi di Palestina yang turut menjadi korban serangan yang dilakukan oleh Israel.
Ketika membahas konflik dua negara tersebut, pasti ada istilah zionis yang langsung melekat di telinga. Namun, apa arti zionis yang sebenarnya?
Baca juga: Tegas Dukung Palestina, Syifa Hadju Tolak Tawaran Kerja Brand Pro Israel: Daripada Enggak Berkah
Baca juga: Mengenal Arti Kata Nadhif dalam Bahasa Arab yang Viral di TikTok, Berawal dari Curhatan Netizen
Arti Kata Zionis
Istilah “Zionisme” diciptakan pada tahun 1890 oleh Nathan Birnbaum .
Zionisme diartikan gerakan nasionalis Yahudi yang bertujuan untuk menciptakan dan mendukung negara nasional Yahudi Palestina, tanah air kuno orang Yahudi
Sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948, Zionisme mencakup gerakan pembangunan Negara Israel dan perlindungan bangsa Yahudi di Israel melalui dukungan kepada Pasukan Pertahanan Israel.
Sejak awal, Zionisme menganjurkan tujuan-tujuan nyata dan spiritual. Orang-orang Yahudi dari semua aliran kiri, kanan, agama dan sekuler – membentuk gerakan Zionis dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya.
Perbedaan pendapat dalam filsafat menyebabkan perpecahan dalam gerakan Zionis selama bertahun-tahun, dan sejumlah bentuk berbeda pun bermunculan. Khususnya: Zionisme Politik ; Zionisme Agama ; Zionisme Sosialis dan Zionisme Teritorial.
Tujuan Zionisme adalah menjadikan Israel sebagai pusat identitas Yahudi. Beberapa kritikus menyebut zionisme sebagai ideologi yang agresif dan diskriminatif.
Namun demikian, gerakan Zionis berhasil mendirikan tanah air Yahudi di negara Israel.
Artikel ini telah tayang di Sonora
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com