Selain aktif ke posyandu, Mbak Cicha mengingatkan pentingnya ibu memberikan ASI eklusif kepada anak.
Diterangkan, pada masa 1.000 hari, merupakan waktu yang paling penting dalam tumbuh kembang anak.
Pada usia itu, anak harus mendapatkan asupan gizi yang cukup, salah satunya melalui pemberian ASI eklusif.
"ASI itu sangat bermanfaat untuk anak-anak kita, karena ASI mengandung gizi yang baik, kemudian mengandung antibodi untuk bayi-bayi kita," terangnya.
Tak kalah penting, pada masa tumbuh kembang, anak harus mendapatkan asupan protein cukup yang bisa diperoleh dari telur, ikan maupun tempe.
Stunting Masuk Indikator Kerja Camat hingga Penyediaan 'Kolega'
Berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka stunting. Termasuk memasukkan target penurunan stunting ke program kerja camat.
Menurut Mas Dhito, camat adalah pihak yang mengetahui kondisi real di lapangan. Sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat terhadap penurunan stunting.
Oleh karenanya, Mas Dhito memberikan kebijakan bahwa upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Kediri masuk dalam salah satu indikator kinerja camat.
Baca juga: Keroncong Svaranusa 2023, Mas Dhito Berharap Ekosistem Musik di Kediri Bisa Bertumbuh
Dalam implementasinya, camat telah diinstruksikannya untuk mengaktifkan Dasa Wisma yang berada di tingkat desa bahkan RT. Dasa Wisma ini berfungsi memonitor keluarga dengan risiko stunting.
Sementara itu, Camat Mojo, Heru Setiawan menyebut, berdasarkan data bulan timbang, kasus stunting di Kecamatan Mojo secara umum rata-rata pada angka 7 persen atau di bawah rata-rata Kabupaten Kediri yakni 9,78 per Februari 2023.
Sebagaimana yang diamanatkan Bupati Hanindhito Himawan Pramana, lanjut Heru, kasus stunting harus dapat ditekan hingga mencapai target one digit.
Pihaknya menyampaikan, Kecamatan Mojo siap bekerja untuk terus menekan angka stunting.
"Di Desa Mondo, anak yang mengalami stunting masih 13 anak, jadi kita akan berupaya menurunkan stunting, terutama di Mondo," paparnya.
Selain itu juga digencarkan program kolam lele keluarga (kolega) untuk menunjang penurunan angka stunting.
Program yang digagas oleh Mas Dhito ini dengan menyediakan rata-rata 10 kolam lele dalam satu wilayah posyandu. Sehingga masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan ikan lele untuk tambahan konsumsi dan nutrisi.