"Saya tidak mendapatkan sinyal dan koneksi internet kemarin. Satu-satunya hal yang saya dapatkan dari helm dan rompi pers ini adalah sakit kepala dan masalah punggung," tulis Plestia Alaqad dalam caption foto yang menunjukkan dirinya memakai helm dan rompi pers.
Setelah singgah ke rumah sakit untuk mengisi daya ponselnya, Plestia Alaqad mencari tempat pengungsian lain.
Plestia Alaqad pun tinggal bersama jurnalis-jurnalis Gaza lainnya di tempat pengungsian tersebut.
Ia mengabarkan kehidupan di Gaza yang sungguh berat akibat krisis pangan, air, listrik, hingga kurangnya fasilitas kesehatan.
Meski begitu, wanita berusia 22 tahun ini tetap memberikan senyuman di hampir setiap unggahan Instagram.
Menilik akun IG-nya, Plestia Alaqad kerap mengunggah foto-foto bersama anak-anak Gaza, rekan jurnalis, dan warga lainnya.
Akun Instagram Plestia Alaqad kini memiliki 3 juta pengikut dan komentarnya dipenuhi dukungan dari berbagai pihak.
Sebelumnya diberitakan, seorang jurnalis Palestina, Mohammad Abu Hasira, meninggal dunia bersama dengan 42 anggota keluarganya akibat serangan udara Israel di dekat Kota Gaza.
Ia adalah jurnalis untuk kantor berita WAFA yang dikelola Otoritas Palestina (PLO).
"Pemboman Israel menargetkan rumahnya semalam antara hari Minggu dan Senin," lapor kantor berita WAFA, Selasa (7/11/2023).
Layanan pers Hamas, kelompok yang menguasai Gaza mengatakan, jenazah Mohammad Abu Hasira ditemukan di bawah puing-puing.
Mohammad Abu Hasira adalah satu dari sedikitnya 37 jurnalis yang tewas dalam serangan Israel sejak Sabtu (7/10/2023), menurut angka yang dirilis oleh kelompok kebebasan pers Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ) pada Senin (6/11/2023).
32 jurnalis yang dilacak CPJ adalah warga Palestina, empat orang Israel, dan satu orang Lebanon.
Pada Rabu (25/10/2023), serangan Israel menewaskan keluarga kepala biro Al Jazeera, Wael Dahdouh.
Termasuk istri, putra, putri, cucu, dan setidaknya delapan kerabat lainnya, seperti diberitakan Al Jazeera.