Namun, salah satu keluarga siswa mempertanyakan keterampilam guru dalam mengajar dan memberikan pekerjaan rumah (PR).
Baca juga: Kaki Siswa SD Diamputasi, Ortu Sebut Jadi Korban Bullying, Pihak Sekolah Bantah: Mereka Bercanda
Menurut keluarga itu, tugas menghitung 10.000 beras yang diberikan kepada siswa, tidak masuk akal.
Mereka kemudian membagikan kisahnya yang lembur sepanjang malam untuk ikut menyelesaikan tugas anaknya di media sosial.
Mereka belum bisa menyelesaikan tugas menghitung 10.000 butir beras pada pukul 02.00 dini hari.
Karena telah memengaruhi jam istirahat keluarga, mereka kemudian melaporkannya ke pihak sekolah.
Cerita ini pun memunculkan perdebatan sengit di dunia maya. Akan tetapi, penjelasan guru yang memberi tugas tersebut membuat para orangtua terkejut.
Dengan tenang guru menjelaskan, latihan tersebut tidak dimaksudkan agar siswa menghitung 10.000 butir beras secara langsung.
Sebaliknya, hal ini dirancang untuk mendorong anak-anak dan orangtua menemukan cara yang lebih mudah dalam menyelesaikan tugas.
Tugas tersebut juga diharapkan mampu memperkuat ikatan mereka sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir dan kreativitas anak ketika menghadapi situasi yang menantang.
Untuk menyelesaikan tugas itu, siswa sebenarnya hanya perlu menghitung 200 butir beras dan menimbangnya, dikutip dari Vietnam Post.
"Selanjutnya ambil saja jumlah beras yang sama dengan berat sebelumnya. Ulangi penimbangan beras tersebut sebanyak 50 kali, sehingga cepat diperoleh sekitar 10.000 butir beras," jelas guru tersebut.
Menurutnya, metode ini bisa menguji keluwesan berpikir untuk meningkatkan kemampuan analisis logis siswa.
Setelah mendengar penjelasan tersebut, orangtua siswa merasa sangat terkejut sekaligus menyatakan bahwa pihaknya belum diberi tahu tentang cara belajar baru ini.
Oleh karena itu, mereka pun merasa bingung dan tidak memahami persyaratan tugas tersebut.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com