Kandungan antioksidan pada labu seperti alpha-karoten, beta-karoten dan beta-cryptoxanthin. Ini dapat menetralkan radikal bebas, dan dapat menghentikannya dari merusak sel tubuh.
Uji tabung dan penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa antioksidan ini melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari dan menurunkan risiko kanker, penyakit mata, dan kondisi lainnya.
3. Dapat meningkatkan kekebalan tubuh
Studi menunjukkan bahwa vitamin A dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi.
Studi lainnya menunjukkan orang dengan kekurangan vitamin A dapat memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah.
Labu juga mengandung vitamin C yang tinggi , yang telah terbukti dapat meningkatkan produksi sel darah putih, membantu sel-sel kekebalan tubuh bekerja lebih efektif dan membuat luka lebih cepat sembuh.
Selain dua vitamin yang disebutkan di atas, labu juga merupakan sumber vitamin E, zat besi, dan folat yang baik. Semua kandungan tersebut telah terbukti membantu sistem kekebalan tubuh.
4. Dapat menurunkan berat badan
Labu memiliki kandungan kalori yang sangat rendah, tetapi kaya akan nutrisi.
Menurut suatu studi, kandungan labu di bawah 50 kalori per cangkir (245 gram) dan terdiri dari sekitar 94 persen air.
Sederhananya, labu adalah makanan ramah penurun berat badan karena kamu dapat mengonsumsinya lebih banyak daripada sumber karbohidrat lain seperti nasi dan kentang.
Labu juga sumber serat yang baik, yang dapat membantu mengurangi nafsu makan. Sehingga cocok dimasukkan ke dalam menu diet rendah kalori.
5. Dapat mencegah kanker
Sel kanker menghasilkan radikal bebas untuk membantu mereka berkembang biak dengan cepat.
Labu waluh atau labu kuning memiliki kandungan karotenoid yang tinggi, yaitu senyawa yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Hal ini memungkinkan mereka untuk menetralisir radikal bebas, yang dapat melindungi dari kanker tertentu.
Berdasarkan analisis dari 13 penelitian menunjukkan bahwa orang dengan asupan alfa-karoten dan beta-karoten yang lebih tinggi memiliki risiko kanker perut yang jauh lebih rendah
Banyak penelitian pada manusia lainnya telah menemukan bahwa individu dengan asupan karotenoid yang lebih tinggi memiliki risiko kanker tenggorokan, pankreas, payudara, dan kanker lainnya yang lebih rendah.