Biasanya, nepotisme terjadi ketika seseorang yang memiliki kekuasaan atau pengaruh di suatu organisasi memilih atau mempromosikan anggota keluarganya tanpa mempertimbangkan kualifikasi atau kompetensi yang sebenarnya.
Praktik orang dalam atau Nepotisme dapat menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakadilan di tempat kerja, karena keputusan yang diambil lebih didasarkan pada hubungan keluarga daripada pada merit atau kinerja seorang individu. Selain itu, hal ini dapat merugikan moral di antara karyawan yang merasa bahwa kesempatan untuk kemajuan profesional dipengaruhi oleh faktor non-kinerja.
Saat seseorang merujuk seorang kandidat untuk bekerja di suatu organisasi, yang tidak sepenuhnya memenuhi syarat untuk peran tersebut, namun seseorang ditawari posisi tersebut karena hubungan pribadi dengan staf, ini merupakan contoh nepotisme.
Nepotisme atau ordal juga bisa terjadi dalam suatu organisasi sebagai promosi dan kenaikan gaji. Terkadang, seseorang yang berkuasa atau berpengaruh di sebuah perusahaan mungkin lebih menyukai individu karena hubungan pribadinya dan memastikan bahwa diberi promosi dan kenaikan gaji khusus.
Meskipun seseorang tersebut memanfaatkan jaringan untuk memajukan karier, hal ini tidak adil bagi karyawan lain dalam organisasi yang tidak mendapatkan manfaat dari hak istimewa ini.
Banyak organisasi dan perusahaan memiliki kebijakan anti-nepotisme untuk mencegah konflik kepentingan dan memastikan proses rekrutmen dan promosi berlangsung secara adil dan objektif.
Dampak Nepotisme
Nepotisme memiliki dampak yang sangat merugikan bagi suatu organisasi.
Dampak yang paling dirasakan adalah penurunan kinerja perusahaan atau instansi.
Ini terjadi karena pengangkatan pegawai dilakukan atas dasar hubungan keluarga tanpa mempertimbangkan kompetensinya.
Berikut beberapa dampak nepotisme lainnya.
1. Merusak Etika Kerja
Nepotisme dapat merusak merusak etika kerja dalam organisasi karena mengutamakan hubungan keluarga daripada kepentingan bersama.
Ini dapat mengakibatkan penurunan motivasi anggota atau karyawan yang kompeten.
2. Menimbulkan Konflik
Praktik ordal atau nepotisme juga dapat menimbulkan ketidakpuasan di kalangan karyawan sehingga rentan memicu konflik.
Konflik terjadi karena kecemburuan sosial akibat perasaan tidak dihargai atau diabaikan.
3. Merusak Kredibilitas
Nepotisme juga membuat kepercayaan masyarakat terhadap suatu organisasi maupun institusi rusak.