Kebakaran Gudang Tiner di Surabaya

Penyebab Ledakan Berkali-kali saat Kebakaran Gudang Tiner di Surabaya, Butuh 11 Jam Padamkan Api

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gudang produksi dan penyimpanan cairan kimia tiner di Jalan Kalianak Madya No I, Asemrowo, Surabaya, terbakar, Senin (18/12/2023) malam.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu sekitar 11 jam dan melibatkan 30 truk pemadam untuk menangani kebakaran gudang penyimpanan cairan kimia tiner di Jalan Kalianak Madya No I, Asemrowo, Surabaya, pada Senin (18/12/2023) malam.

Kebakaran tersebut menyebabkan enam orang mengalami luka bakar, dan satu orang diduga terjebak di dalam gudang. 

Berdasarkan keterangan saksi yang dihimpun TribunJatim.com, kebakaran terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. 

Namun, berdasarkan informasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, kendaraan truk pemadam dari pos terdekat, tiba di lokasi kejadian setelah menerima laporan awal sekitar pukul 20.13 WIB. 

Api pokok padam sekitar pukul 03.17 WIB.

Kemudian, pembasahan selesai dan dinyatakan kondusif pada pukul 05.13 WIB. 

Menurut Kepala DPKP Kota Surabaya, Dedik Irianto, enam orang tercatat mengalami luka bakar dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, dan kini telah mendapatkan penanganan medis di RSUD dr Soetomo Surabaya. 

Di antaranya, M Ibrahim (23), warga Jalan Tembok Sayuran Surabaya. Karyawan gudang ini dalam kondisi sadar, ia mengalami luka bakar enam persen pada kedua kaki dan pergelangan tangan kiri. 

Lalu, Saiful Karim (28) warga Jombang. Karyawan gudang ini dalam kondisi sadar, dan mengalami luka bakar 16 persen pada kedua kaki. 

Kemudian, Budiono (64) karyawan asal Jombang. Ia dalam kondisi sadar, dan mengalami luka bakar enam persen pada punggung kedua kaki. 

Sedangkan, tiga korban lain berada dalam Ruang Resusitasi IGD RSUD dr Soetomo Surabaya. 

Baca juga: Cerita Karyawan Nyaris Terpanggang Saat Gudang Tiner Surabaya Terbakar, Syok Lihat Api dari Kantor

Yakni, Handojo Anggotioso (52) pemilik gudang, mengalami luka bakar 70 persen derajat dua. 

Kemudian, Yuliana (51) pemilik gudang, mengalami luka bakar 80 persen derajat dua.

Serta, Heru Prasetyo (25) karyawan asal Ponorogo, mengalami luka bakar 85 persen, derajat 2B.

Selain korban luka dari pihak gudang, Dedik Irianto mengungkapkan, seorang personelnya, Nugroho Siswanto, anggota Rayon 4 Poskotis Joyoboyo, sempat mengalami luka sobek pada jari kanan, di tengah proses pemadaman. 

"Kelima korban kondisi sadar dan dapat diajak komunikasi. Satu korban atas nama Heru Prasetya kesadaran menurun dan tidak dapat diajak komunikasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (19/12/2023).

Selain adanya korban luka, Dedik Irianto mengungkapkan, kebakaran tersebut juga menyebabkan kerugian material. 

Yakni, tiga mobil pickup, lalu tiga truk operasional gudang, dan 11 motor milik karyawan ludes terbakar. 

"2 pickup 1 truk bisa diselamatkan karena kuncinya nempel," katanya. 

Kemudian, mengenai penyebab terjadinya ledakan berkali-kali selama proses pemadaman, Dedik Irianto mengungkapkan, di dalam gudang tersebut, terdapat ratusan tong drum berisi tiner yang disimpan dalam posisi bertumpuk setinggi enam meter. 

"Tumpukan tong tiner di dalam gudang setinggi 6 meter," jelasnya. 

Sementara itu, dugaan penyebab kebakaran gudang diungkap saksi karyawan gudang, Beni Andreanto (25).

Ia menduga, pemicu api yang menyebabkan kebakaran gudang tempatnya bekerja selama lima tahun terakhir ini, berasal dari percikan korsleting kelistrikan pada alat elektronik pengusir nyamuk. 

Alat elektronik tersebut dipasang pada colokan instalasi kelistrikan yang terdapat di bawah kolong meja area kerja. 

Meja tersebut tempat salah satu juragannya, Yuliana Tanaka, menulis berbagai macam berkas pembukuan operasional bisnis gudang. 

Beni menduga kuat, pemicu api tersebut dari benda elektronik milik juragannya itu yang mungkin bermasalah. 

Ia menduga hal tersebut, karena pria asal Bojonegoro itu, sedang berada di dalam gudang untuk membantu teknisi kendaraan yang sedang mereparasi forklift. 

"Iya benar korsleting. Tapi dugaan dari mesin alat pengusir nyamuk. Bentuknya menyala. Itu ditaruh di bawah kaki bos perempuan Yulina. Kan banyak nyamuk. Beliau lagi posisi buat nota, jam 6," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di lokasi, Senin (18/12/2023) malam. 

Ia juga kebetulan sedang membantu teknisi montir yang mereparasi mesin forklift. Tempat jaraknya berdiri sekitar 20 meter dari meja tempat juragannya duduk menulis pembukuan. 

Sehingga Beni mudah saja melihat bagaimana kobaran api yang berangsur-angsur membesar itu, bermula dari arah dekat meja juragannya menulis pembukuan. 

"Tapi saya kebetulan diminta bantu teknisi betulin forklift, ceritanya saya disuruh pegang sentolop. Bahkan sentolop masih saya bawa. Saat kejadian semua karyawan pada lari sendiri, sendiri. Pada jerit semua, dan lari," katanya. 

Mengapa disebut area kerja, Beni menerangkan, tempat meja kerja bos atau juragannya itu, bukanlah berbentuk ruangan tersendiri dengan sekat khusus yang terpisah dari area penyimpanan tiner drum. 

Melainkan, berupa area tersendiri yang berada di dekat pintu keluar-masuk gudang tersebut, hanya mengandalkan beberapa meja untuk meletakkan berkas dan menjadi tempat untuk menulis pembukuan aktivitas bisnis dalam gudang. 

"Ibu bisa menyelamatkan diri. Office (area meja kantor) ada di dekat pintu," jelasnya.

Pasangan suami istri (pasutri) bos Beni bernama Yuliana Tanaka dan suaminya, Handoyo Anggotiyoso menjadi dua di antara enam orang yang mengalami luka bakar akibat insiden kebakaran tersebut. 

Kedua bosnya itu, mengalami luka berat.

Kemudian, satu orang korban luka berat lainnya merupakan seorang karyawan gudang, bernama Heru Prasetyo. Mereka sempat dibawa ke RS PHC Surabaya. Kemudian, dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya. 

Lalu, lanjut Beni, korban luka ringan, di antaranya tiga orang karyawan, M Ibrahim, Syaiful Karim, dan Budi bertugas sebagai mekanik tetap. Para korban luka ringan juga telah dievakuasi ke RSUD dr Soetomo Surabaya. 

Beni mengungkapkan, kedua bosnya sempat berupaya memadamkan kobaran api dengan nekat mendekat hanya mengandalkan alat pemadam api ringan (APAR). 

Kedua juragannya itu terkena jilatan api saat nekat berjibaku memadamkan kobaran api yang kian membesar menggunakan alat pemadam APAR berskala tandas yang kecil. 

Beni mengungkap, sang suami Handoyo berjibaku mendekati kobaran api dengan menyemprotkan APAR.

Sedangkan, istrinya, Yuliana berusaha meneriaki sang suami agar segera menyingkir menyelamatkan diri. 

"Mereka enggak mau lari, masih sempat berusaha padamkan api pakai APAR. Anak-anak gak sanggup akhirnya ditinggal," pungkasnya. 

Berita Terkini