"Lauk bisa bikin sup, soto, pepes, garang asem, pesmol, pangek, atau bakaran (menggunakan bungkus daun). Untuk karbo, pilihlah yang bukan rafinasi, misalnya nasi putih, tepung-tepungan," ujar Tan.
Sementara untuk proporsi sayur, Tan menyarankan agar memilih menu lalapan, bening bayam atau pucuk labu, capcay kuah, sayur asam, karedok, asinan betawi, dan lainnya.
Tidak ketinggalan, disajikan juga buah-buahan dalam porsi makanan sehat.
"Buah dimakan dalam bentuk aslinya, buah potong.
Bukan dalam bentuk jus, karena jumlah fitokimia yang ditemukan dalam jus terlalu rendah untuk memiliki efek yang menguntungkan bagi tubuh," ujar dr Tan.
Selain itu, untuk menu makanan pokok bisa diisi dengan segala jenis beras, ubi segala warna, singkong, kentang, talas, jagung, gembili, jagung, dan lainnya.
"Bahan-bahan dari menu Isi Piringku lebih murah dan cuma modal dikukus saja. Justru karena makan yang ngaco-ngaco, akhirnya kita terjebak dengan makanan diet dari orang asing, mahal pula," ujar Tan.
Adapun dengan mengikuti proporsi menu makanan Isi Piringku, tidak hanya lebih murah, bisa digunakan buat bekal dan menghindari pengeluaran keuangan lainnya.
Baca juga: Resep Dessert Pisang Beku Creamy, Camilan Sehat dan Enak Cocok untuk Menu Diet, Ini Cara Membuatnya
Menyiasati menu diet yang mahal
Kemudian, apabila ada seseorang yang menginginkan tetap menjaga berat badan sehat dengan mengurangi bahan yang dianggap mampu menaikkan berat badan, Tan mengatakan bahwa hal tersebut harus dipahami dari segi bahan makanan.
Misalnya, salah seorang ahli gizi menggunakan trik seperti makan sayur yang tidak bersantan dan ayam yang telah dibuang kulitnya di restoran masakan Padang, guna menjaga berat badan yang sehat.
"Bisa saja, prinsipnya harus paham soal lemak jenuh. Santan bukan tidak boleh dikonsumsi, namun akibat dari santan itu jika dikonsumsi terlalu sering," ujar Tan.
Alternatifnya bisa dengan menjadwal menu makanan yang berbahan santan, seperti boleh dikonsumsi seminggu sekali.
Tidak hanya itu, dibutuhkan juga kesadaran masyarakat agar mau masak sendiri dengan menu makanan berdasarkan prinsip Isi Piringku.
Menurut Tan, orang-orang yang lebih teredukasi dan melek literasi akhirnya bisa memahami jurnal kesehatannya sebagai pembelajaran.