TRIBUNJATIM.COM - Awal tahun 2024, BPS Kota Malang merilis berita resmi statistik dalam tajuk Perkembangan Inflasi Desember 2023.
Berita tersebut dimuat dalam dokumen No. 01/1/3575/Th. XXII, 2 Januari 2024.
Mengutip informasi dalam berita statistik tersebut disebutkan bahwa pada bulan Desember 2023 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen (m-to-m).
BPS menyebutkan bahwa sektor pangan atau makanan, perawatan pribadi, dan pakaian adalah penyumbang nilai tertinggi inflasi berdasarkan sudut pandang kelompok pengeluaran.
Lebih spesifik, BPS Kota Malang menjelaskan penyebab utama oleh kenaikan harga bawang merah, cabai merah, cabai rawit, angkutan udara dan emas perhiasan.
Baca juga: Deklarasi Pemilu Damai, Ribuan Petugas Gabungan Disiagakan Jaga Keamanan TPS di Kota Malang
Secara objektif, inflasi Desember 2023 dalam skala year on year (y-on-y) sebesar 2,56 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi Jawa Timur dan Nasional.
Menanggapi isu ini, Puguh Wiji Pamungkas, seorang figur yang dikenal sebagai sosok Local Hero Malang ini menyampaikan gagasannya terkait upaya strategis untuk menanggulangi penyebab utama inflasi yang telah terjadi.
“Ya, seperti yang kita ketahui bersama bahwa munculnya inflasi di Kota Malang ialah meningkatnya harga pada beberapa komoditas pangan. Sekali lagi, adopsi ide pertanian vertikal dan hidroponik adalah Langkah solutif untuk menyelesaikan permasalahan ini,” tegas Puguh Wiji Pamungkas.
Menurut Puguh Wiji Pamungkas, sesuai hukum ekonomi, meningkatnya harga bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit sangat mungkin terjadi akibat kelangkaan barang yang berbanding terbalik dengan permintaan konsumen.
“Bayangkan, apabila ide pertanian vertikal dan hidroponik diterapkan oleh setiap rumah tangga untuk komoditas tertentu saja, untuk cabai merah misalnya. Maka secara berangsur angka inflasi akan menurun seiring dengan melandainya angka permintaan, tutur Puguh.
Namun, memang masyarakat juga perlu mendapatkan sosialisasi dan edukasi yang ideal terkait ilmu pertanian vertikal dan hidroponik.
Warga negara maju bahkan sudah membiasakan diri untuk dengan mandiri melakukan pertanian vertikal dan hidroponik. Karena upaya tersebut pada akhirnya akan membawa manfaat kepada masyarakat sendiri, sambung Puguh Wiji Pamungkas.
Local Hero Malang ini berharap agar gagasannya ini dapat merangsang diskusi dan kerjasama antara pemerintah, ahli pertanian, dan masyarakat lokal untuk bersama-sama menemukan solusi dari naiknya harga untuk sejumlah komoditas pangan yang sekaligus menjadi kebutuhan sehari-hari ibu rumah tangga.
“Pada akhirnya, gagasan ini dapat menjadi awalan yang baik untuk kita bersama-sama menemukan solusi yang berkelanjutan, efisien, dan inklusif bagi Kota Malang. Monggo sareng mbangun Malang,” tutup Puguh Wiji Pamungkas.
Secara objektif, gagasan Puguh Wiji Pamungkas merupakan ide yang rasional untuk direalisasikan.
Pasalnya, ide ini datang dari salah satu seorang cendikiawan yang ada di Kota Malang.
Puguh Wiji Pamungkas sendiri memang sejatinya dikenal sebagai Ketua III Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Orda Kabupaten Malang.
Artinya, buah pemikirannya ialah pemikiran kritis yang direfleksikan pada relaita di lapangan yang murni diperuntukkan bagi Kota Malang.