Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia periode Januari 2024, pasangan Capres-Cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapat elektabilitas tertinggi di kalangan masyarakat Jawa Timur.
Pasangan calon nomor urut 2 itu juga mendapat banyak dukungan dari kalangan mayoritas pengikut Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin.
Survei ini digelar pada periode 14-19 Januari 2024 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan melibatkan sampel sebanyak 810 orang.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dan margin of error sekitar ±3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, elektabilitas Prabowo-Gibran menyentuh angka 50 persen lebih, dari simulasi tiga pasangan calon.
Rinciannya, Prabowo-Gibran 56,2 persen di urutan pertama. Lalu, di urutan kedua ada Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas 19,9 persen.
Kemudian diikuti pasangan Anies-Muhaimin dengan elektabilitas 15,7 persen.
"Prabowo-Gibran meningkat signifikan, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud cenderung menurun," kata Burhanuddin dalam paparan hasil survei bertajuk Preferensi Warga NU dan Dinamika Elektoral di Jawa Timur, secara daring, Kamis (1/2/2024).
Kesimpulan tren peningkatan suara itu, lantaran dibanding dari hasil survei yang sama di periode 21-31 Desember 2023.
Saat itu, pasangan Prabowo-Gibran mendapat elektabilitas 47 persen dan unggul atas dua paslon kompetitor mereka.
Baca juga: Sosok Guntur Soekarnoputra yang Bilang Jokowi Terserah Mau Diapain Jika Ganjar Menang Jadi Presiden
Dalam pemetaan yang dilakukan, mayoritas pemilih Prabowo-Gibran memandang pasangan tersebut tegas, berwibawa, dan berlatar belakang militer.
Sedangkan Ganjar-Mahfud, dalam pandangan responden dinilai sosok yang perhatian pada rakyat.
Sementara pasangan Anies-Muhaimin dinilai karena pintar/berwawasan luas.
Dalam survei yang sama, Indikator Politik Indonesia juga memotret seberapa besar pengaruh Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden dua periode terhadap preferensi pemilih di Pilpres 2024.
Burhanudin memaparkan, hasilnya sekitar 1/3 warga Jawa Timur merasa pilihannya akan sama dengan pilihan Jokowi.
Hal ini yang juga dibaca sebagai salah satu pendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Timur.
Sebab, 77,9 persen responden memandang Jokowi mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Lebih jauh, Indikator Politik Indonesia juga melakukan pemetaan terhadap basis pemilih berdasarkan ormas Islam.
Hasilnya, warga Jawa Timur yang terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama atau NU lebih banyak mendukung Prabowo-Gibran.
Dari total 80,5 persen responden yang berafiliasi dengan NU, diketahui sebanyak 58,5 persen mendukung pasangan tersebut.
Kemudian 17,8 persen mendukung Ganjar-Mahfud. Serta 16,9 persen mendukung Anies-Muhaimin.
"Warga NU juga merupakan pendukung utama pasangan capres-cawapres yang dipersepsikan merupakan pasangan yang lebih didukung dan akan dipilih oleh Presiden Jokowi yaitu Prabowo-Gibran, dan terutama dari kelompok yang aktif sebagai anggota organisasi NU," jelas Burhanuddin.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjelaskan, pengaruh kiai dan ulama di Jawa Timur terkait preferensi politik masih relevan hingga saat ini.
Meskipun dia mengakui, tak jarang juga terdapat perbedaan pendapat di kalangan kiai maupun ulama.
"Tetapi yang diikuti adalah pendapat atau pilihan mayoritas dari ulama atau kiai," kata Gus Ipul yang juga hadir dalam rilis survei secara daring tersebut.
Gus Ipul tak memungkiri jika banyak kalangan ulama dan kiai yang mendukung Prabowo-Gibran. Meskipun banyak yang belum tampil ke publik.
Pengaruh signifikan Jokowi terhadap preferensi politik masyarakat juga dinilai linier dengan aspirasi para ulama dan kiai.
"Pak Jokowi diidentifikasi seiring sejalan dengan para ulama NU, khususnya di jajaran pengurus. Tentu dalam rangka berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Gus Ipul yang juga Wali Kota Pasuruan itu.