Sekedar diketahui, Andreas memulai usaha kerajinan tangan sejak 2012.
Awalnya, ia fokus memproduksi kerajinan tangan untuk suvenir pernikahan.
Sebelum menekuni usaha kerajinan tangan, Andreas merupakan seorang guru honorer di SDN Tanggung 1 Kota Blitar.
Ia menjadi guru kelas SD sekitar dua tahun sejak 2010 sampai 2012.
"Ketika menjadi guru honorer, saya sudah mulai merintis usaha kerajinan tangan di rumah," katanya.
Usaha kerajinan tangan Andreas terus berkembang dari tahun ke tahun.
Ia juga memproduksi aksesori dengan menyesuaikan momen tertentu.
Ketika terjadi pandemi Covid-19, ia sempat memproduksi tas berbentuk masker.
Tas berbentuk masker produksinya ketika itu juga laris manis di pasaran.
Sekarang, Andreas memliki 30 karyawan untuk produksi, pemasaran dan pengemasan kerajinan tangan.
"Usaha di bidang kerajinan tangan memang harus kreatif dan pandai baca peluang pasar. Perajin harus terus update agar produknya tetap diterima di pasaran," katanya.