Masih menurut Desi, banyak faktor yang bisa membuat penyebaran penyakit ini di kawasan perdesaan.
“Kalau di perkotaan, biasanya dipicu kencing tikus yang disebarkan lewat banjir. Kalau di desa banyak faktor,” ujar Desa.
Faktor itu antara lain hewan ternak yang dipelihara warga, dan kebiasaan tanpa alat pengamanan diri (APD).
Baca juga: Cegah Leptospirosis, Sayembara Tangkap Tikus Digelar di Pacitan, Dihargai Segini per Ekor
Warga biasa bekerja di sawah atau kontak hewan ternak tanpa sepatu boot.
Luka sedikit saja bisa menjadi jalan bakteri leptospirosis menginfeksi manusia.
Ledakan kasus leptospirosis terjadi di tahun 2023, dengan 16 pasien dari seluruh Kabupaten Tulungagung.
Pasien berasal dari sejumlah kecamatan, seperti Bandung, Boyolangu, Ngunut, Karangrejo dan Sendang.
Sementara di tahun 2022 ada 2 pasien leptospirosis di Tulungagung.
Gejala yang muncul seperti demam, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri betis dan paha, hingga gagal ginjal.