Justru menurutnya, banyak anak terpaksa berhenti sekolah karena tidak bisa membaca dan tidak naik kelas.
Baca juga: Meski Hibahkan Lahan Pribadi Jadi Sekolah, Guru Honorer 17 Tahun Dijanjikan PNS, Kesal ke Bupati
Julieta, Trifosa, dan Defretis pun berharap, peningkatan kualitas anak didik bukan hanya dibebankan kepada guru saja, tetapi juga orang tua di rumah.
"Di sini, kontrol orang tua lemah. Jadi, perkembangan pendidikan anak-anak tidak optimal."
"Kalau kami para guru, jangan ditanya lagi, pasti usaha terus," ujar Defretis.
Sementara mengutip data BPS NTT, Kabupaten Timor Tengah Selatan masuk ke dalam lima Kabupaten di NTT yang tingkat buta hurufnya tertinggi.
Menurut data terbaru 2021, urutan pertama kabupaten yang tingkat buta hurufnya tertinggi yakni Sumba Barat Daya, disusul Sumba Barat, Malaka, Timor Tengah Selatan, dan Sumba Tengah.
Sementara itu kisah lain datang dari Ali Suryaman yang kini banting setir jadi pengusaha kerupuk tulang ikan bandeng setelah keluar jadi guru honorer.
Keputusannya untuk berhenti jadi guru honorer ternyata tepat, pasalnya kini ia sebulan bisa meraih omzet belasan juta.
Ali Suryaman mengolah tulang ikan bandeng yang dianggap limbah menjadi kerupuk bernilai ekonomis tinggi.
Ali sendiri telah menjadi guru honorer SMA swasta di Kota Serang, Banten, selama 10 tahun.
"Menjadi guru honorer dari tahun 2013 sampai 2022, saya putuskan berhenti," ujarnya.
"Karena ingin fokus mengembangkan bisnis kerupuk tulang ikan bandeng ini," kata Ali saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya pada Jumat (15/12/2023).
Ali pun menceritakan, awal mula mempunyai ide membuat kerupuk tulang ikan bandeng karena banyak rumah produksi sate bandeng di daerahnya.
Pengusaha pembuatan sate bandeng tidak mengolah tulang, melainkan membuangnya karena dianggap limbah dan tidak bisa dimanfaatkan.
Lantas Ali pun meminta ijin untuk membawa tulang, dan diberi tulang sebanyak satu kilogram secara gratis.