TRIBUNJATIM.COM - Selain angpau, satu lagi ikon tahun baru Imlek yang sudah tak asing adalah kue keranjang.
Kue keranjang melambangkan rezeki dan kemakmuran sehingga saat perayaan Imlek keluarga Tionghoa akan menyantap dan membagikan kue ini.
Penamaan nama kue ini merujuk pada wadah cetaknya yang berbentuk seperti keranjang.
Bentuk kue yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek dapat terus bersatu untuk menghadapi tahun yang akan datang.
Selain disajikan saat Imlek, kue keranjang biasanya digunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek.
Menjelang perayaan Imlek, kue keranjang juga sudah mulai terjual di pasaran.
Kue keranjang memiliki cita rasa yang manis dan lengket.
Bahan dasar pembuatan kue keranjang adalah tepung ketan dan gula merah.
Kue keranjang biasanya berbentuk bulat dan agak tebal.
Makna Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek
Kue keranjang atau biasa dikenal dengan kue ranjang, dalam bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe, dikutip dari DP3A Kota Semarang
Kue keranjang dicetak dengan cetakan panjang yang berbentuk keranjang.
Disajikannya kue keranjang saat perayaan Tahun Baru Imlek memiliki makna dan filosofi tersendiri.
Ti Kwe sendiri memiliki arti 'kue manis' yang sering disusun tinggi bertingkat-tingkat.
Sehingga makna kue keranjang yang disusun bertingkat ketika perayaan Imlek adalah sebagai peningkatan rezeki atau kemakmuran.