TRIBUNJATIM.COM - Bagaimana akhirnya nasib Yuni seorang ART atau Asisten Rumah Tangga yang nekat mencalonkan diri di Pemilu 2024.
Yuni mendaftarkan diri sebagai caleg dengan modal hanya Rp 2,5 sampai 3 juta.
Bahkan dirinya menyebut diri sendiri sebagai 'caleg dhuafa'.
Yuni Sri Rahayu (41), Asisten Rumah Tangga (ART) yang nekat jadi caleg modal Rp3 juta itu akhirnya tetap memeriahkan Pemilu 2024.
Siapa sangka, Yuni kini bahkan mampu menyaingi politisi senior karena raih suara tinggi sebagai caleg DPRD DKI Jakarta dari Partai Buruh.
Berdasarkan data real qount sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 18 Februari 2024 Pukul 20.15WIB, perolehan suara Yuni cukup tinggi bahkan nyaris menyamai perolehan suara para imcumbent dari partai lain yang mencalonkan diri di dapil yang sama.
Dilansir Tribun Jatim dari Wartakotalive.com, Yuni Sri Rahayu meraup suara sebesar 9805.
Perolehan suara Yuni tersebut membuatnya menempati posisi ketiga pada daftar caleg Partai Buruh di Dapil DKI Jakarta 7.
Adapun posisi pertama untuk sementara diduduki David Sasongko, Spd dengan perolehan 11.430 suara.
Sedangkan di posisi kedua ditempati Noor Camelia dengan 10.449 suara
Baca juga: Nasib Caleg Jual Ginjal Demi Modal Kampanye, Perolehan Masih Rendah 33 Suara, Dibalap Kandidat Lain
Di Dapil DKI Jakarta 7, perolehan suara Partai Buruh cukup menggembirakan sebagai pendatang baru, yakni mencapai 4,87 persen.
Hal tersebut seolah menjadi nasib baik untuk Yuni lantaran sebelumnya sempat disepelekan oleh sejumlah orang saat melakukan kampanye di daerah pemilihannya di Kebon Sirih.
Saat itu Yuni bahkan sempat dilarang berkampanye dengan alasan sudah ada caleg lain yang masuk.
"Jujur saja di sini, rumah saya, waktu minta izin untuk sosialisasi sama RT di sini ya dia bilang gini, 'Karena di sini sudah dukung dua caleg, jadi enggak bisa sosialisasi'," ujar dia kepada wartawan, Jumat (2/2/2024).
"Iya diskriminasi halangan pasti ada ya kan, tapi kan kita nggak tahu, jadi ya sudah. Saya juga nggak berambisi untuk menang, saya hanya menjalani proses yang ada saat ini," ungkapnya.
Namun kemudian perjuangan Yuni viral hingga mendapat banyak simpati dari warga.
Bahkan, tidak sedikit warganet yang tinggal di daerah pemilihan tempat Yuni mencalonkan diri, berjanji akan memilih Yuni.
Sementara itu terungkap alasan Yuni nekat maju menjadi caleg.
Yuni menuturkan, dirinya maju sebagai Caleg, karena ingin memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).
"Ya memang saat ini kan kita sedang memperjuangkan RUU PPRT yang sudah 20 tahun masih juga gak ada kabar yang buat kita para PRT. Itu lah yang membuat saya mau nggak mau, siap nggak siap, ya sudah saya mau jadi caleg," ungkapnya.
Baca juga: Tak Coblos Caleg Permintaan Tuan Tanah, Warga Miskin Nangis Rumah Dihancurkan, Dikasih Rp 30 Ribu
Menurutnya, para pekerja rumah tangga saat ini, hanya dilindungi olsh UU Ketenagakerjaan, dan hal itu dinilai belum cukup.
"Ketika kita punya masalah, UU Ketenagakerjaan belum cukup untuk melindungi PRT," ungkapnya.
Yuni hanya mengeluarkan Rp 2,5 juta selama berkampanye.
Itu pun dia sisihkan dari penghasilannya, sebagai seorang pekerja rumah tangga.
Uang itu, digunakan Yuni untuk membuat alat peraga kampanye (APK), seperti poster, stiker, gantungan kunci, dan kalender.
"Kalau saya sendiri dari partai buruh kan kita bilangnya caleg dhuafa ya, yang istilahnya nggak punya modal. Walaupun punya modal istilahnya dari pribadi sendiri, sebisa kita. Saya menyiasatinya dari upah saya sedikit demi sedikit," ujar dia.
"Ya pokoknya kalau dari awal, misal kayak APK saja, itu nggak sampe Rp 2 juta, cuma kalau sama tes seperti itu bisa sampai sekitar Rp 2,5 juta," kata Yuni.
Yuni tampaknya memang berjuang keras, terbukti dari persaingannya melawan istri Uya Kuya untuk merebut suara rakyat.
Diketahui Yuni tergabung dalam Partai Buruh berada di Daerah Pemilihan (Dapil) 7 Jakarta Selatan.
Dapil ini meliputi wilayah Cilandak, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Pesanggrahan, dan Setiabudi.
Yuni mengakui, persaingan di Dapil 7 Jakarta Selatan cukup berat lantaran dihuni banyak nama besar.
Salah satunya yaitu Astrid Kuya yang merupakan istri dari artis Uya Kuya.
"Kalau partai-partai lain kan besar-besar semua, ada kan artis istrinya Uya Kuya itu Dapil 7 juga," ujar Yuni di kediamannya di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (1/2/2024).
Yuni pun mengibaratkan Dapil 7 Jakarta Selatan sebagai dapil neraka.
"Makanya ada yang bilang Dapil 7 itu dapil neraka," kata Yuni, mengutip Tribun Jakarta.
Meski begitu, ibu empat anak itu mengaku tidak terlalu memikirkan para caleg lain yang menjadi pesaingnya.
"Cuma saya ya sudah biarin saja. Toh mereka yang punya modal mau dia berkampanye seperti apa itu kan hak mereka. Saya kampanye sebisanya," tutur Yuni.
Yuni pun pasrah soal menang atau tidaknya.
"Soal kalah menang itu wallahualam. Insyaallah enggak stres. Kalau budget saya minim, memang bisanya segitu," tambahnya.
Sejauh ini Yuni hanya mengeluarkan uang sebesar Rp2,5 juta untuk modal kampanyenya.
Uang tersebut digunakan untuk membuat alat peraga kampanye (APK) seperti poster, stiker, gantungan kunci, dan kalender.
"Ya pokoknya kalau dari awal, misal kayak APK saja, itu enggak sampai Rp2 juta, cuma kalau sama tes seperti itu, bisa sampai sekitar Rp2,5 juta," kata Yuni.
Yuni mengaku dapat modal untuk membuat APK dengan menyisihkan sedikit gajinya sebagai PRT.
Yuni pun mengibaratkan dirinya sebagai caleg dhuafa lantaran tidak memiliki modal besar untuk berkampanye.
"Kalau saya sendiri dari partai buruh kan kita bilangnya caleg dhuafa ya, yang istilahnya enggak punya modal."
"Walaupun punya modal, istilahnya dari pribadi sendiri, sebisa kita. Saya mensiasatinya dari upah saya sedikit demi sedikit," ungkap Yuni.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com