TRIBUNJATIM.COM - Kasus warga miskin diusir perkara tak coblos caleg menjadi berita viral.
Peristiwa ini terjadi di Pandeglang, Banten.
Rumah yang ditinggali dua keluarga miskin dihancurkan dan mereka diusir pemilik tanah.
Si tuan tanah disebut melakukan hal itu karena mereka tak mau coblos caleg permintannya.
Dua keluarga miskin tersebut diusir hingga rumahnya dibongkar usai hari pencoblosan Pemilu 2024 di tanggal 14 Februari 2024, seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunBogor.
Sang pemilik tanah yang merupakan timses caleg berinisial DS murka karena warga miskin yang menumpang di wilayahnya tak mematuhi perintahnya.
Tanpa pikir panjang, sang pemilik tanah pun menghancurkan rumah dua keluarga miskin bernama Anta Purbara dan Sardi hinga rata dengan tanah.
Atas kejadian tersebut, istri Anta Purbara dan Sardi pun menangis histeris.
Kejadian tersebut terjadi di Kampung Tegal Jambu, Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, Banten.
Baca juga: Kesaksian Warga Banyuwangi soal Caleg Angkut Paving karena Kalah Suara, Dipindah ke Desa Lain: Biasa
Istri Anta Purbara, Eni menceritakan kronologi ia dan keluarganya diusir oleh pemilik tanah.
Awalnya, Eni mengaku sempat diberi uang oleh sang pemilik tanah untuk memilih caleg tertentu berinisial DS.
Diberi uang dan disuruh mencoblos caleg yang didukung sang pemilik tanah, Eni dan suaminya pun menurutinya.
Tapi ada perintah dari sang pemilik tanah yang berat untuk Eni lakukan.
Yakni Eni diminta merekam momennya saat mencoblos caleg tersebut saat berada di TPS.
Ya, pemilik tanah tersebut minta agar Eni dan suaminya merekam video saat pencoblosan di bilik suara.
"Kan saya waktu pencoblosan dikasih uang Rp30 ribu sama yang nyuruh nyoblos atas nama DS, tapi dia nyuruh bikin video, minta bukti," kata Eni dalam tayangan berita RCTI, Minggu (18/2/2024).
Baca juga: Kalah Suara, Caleg di Banyuwangi Tarik Kembali Paving untuk Desa, Warga : Kami Tidak Minta
Disuruh membuat video saat mencoblos di TPS, Eni tak berani.
Terlebih diakui Eni, pihak TPS melarang warga untuk merekam momen pencoblosan.
Karenanya, Eni memilih untuk mengikuti perintah dari petugas KPPS.
Kendati demikian diakui Eni, ia sudah menjalani perintah pemilik tanah tersebut yakni mencoblos caleg tersebut.
Tapi karena tak ada bukti video, omongan Eni tak dipercaya.
"Sedangkan saya enggak bisa melanggar aturan. Tapi dia suruh video (waktu nyoblos di TPS)," akui Eni.
Tak disangka, gara-gara hal sepele itu, Eni dan keluarganya serta keluarga Sardi diusir dari rumah yang telah ia tinggali selama bertahun-tahun.
Aksi pengusiran tersebut pun awalnya tak diketahui Anta suami Eni.
Anta baru tahu rumahnya dihancurkan setelah mendapat aduan dari sang istri di rumah.
"Sebenarnya istri yang cerita, dan menangis. Saya juga tidak tahu sebenarnya. Kepulangan saya ke sini, mereka (istri) menangis," imbuh Anta.
Kini, keluarga Anta Purbara dan Sardi pasrah kehilangan tempat tinggal.
Sementara itu pihak pemilik lahan terus memperbaharui tanahnya seraya merapihkan puing-puing bekas rumah Anta dan Sardi.
Hingga artikel ini ditayangkan, pihak pemilik tanah masih belum bersuara atas tudingan mengusir warga miskin gara-gara caleg.
Pun dengan pihak caleg yang juga belum memberikan klarifikasi.
Baca juga: Pemilik Toko di Sidoarjo Curhat Diusir Anak Kandung, Makan Dibantu Teman, Pesan ke Polisi: Kok Tega
Sementara itu, video pasutri diduga diusir dari kontrakan karena tak bisa bayar juga viral di media sosial.
Kedua pasangan suami istri diduga berusia paruh baya itu mengaku sudah empat hari terlantar.
Mereka terpaksa tinggal di emperan pinggiran got hanya dengan beralaskan karpet plastik berukuran sepetak.
Video pasutri ini dibagikan akun Instagram @undercover.id, dikutip Tribunjabar.id, Minggu (18/2/2024).
Dalam video tersebut memperlihatkan pasangan pria dan wanita paruh baya duduk di sebuah karpet di jembatan kecil pinggiran got.
Mereka hanya terduduk dengan tatapan kosong dan pasrah.
Terlihat mereka membawa beberapa tas yang diduga berisi sejumlah pakaian sehari-hari mereka.
Baca juga: Enak-enak Tidur, Suami Disiram Istri saat Sedang Tidur, Dianiaya & Diusir dari Rumah Kontrakan
Perekam berbicara mengungkap bahwa pasangan pria dan wanita tersebut adalah pasutri.
Disebutkan pasutri itu terlantar diusir dari kontrakannya karena sudah tak bisa membayar sewa.
“Ini ada pasutri ibu dan bapak gak tahu siapa namanya ini, mereka tidak bisa bayar kos-kosan, diusir sudah 4 hari di sini,” ungkap perekam.
Perekam menyebut pasutri tersebut sudah empat hari tidur di emperan pinggiran got tersebut.
Saat ditanya perekam, ibu paruh baya itu mengaku dirinya sudah 4 hari tinggal di pinggiran got tersebut.
Diketahui pasutri tersebut benama Mbah Beni dan Mbah Satupa.
Rupanya selama ini mereka hanya tinggal berdua karena tak memiliki anak.
Kemudian perekam bertanya alasan tinggal di emperan tersebut.
Mulanya sang ibu mengaku alasan tinggal di sana karena sumpek.
Hingga akhirnya Mbah Beni mengaku mereka terlantar karena diusir tidak bisa membayar kontrakan.
“Gak iso sembayar kos-kosan, diusir,” ujar Mbah Beni.
Baca juga: Gegara Tak Kunjung Hamil, Istri Diusir Suami & Terpaksa Tidur di Jalan, Kondisinya Menyedihkan
Mendapati hal itu, perekam tampak prihatin dengan kondisi kesehatan Mbah Beni.
Ternyata Mbah Beni sendiri tidak bisa melihat.
Ia mengaku juga sedang sakit hernia dan diabetes.
Kini, video pasutri diusir dari kontrakan itu menyita perhatian warganet.
Sejumlah warganet bersimpati dengan kondisi yang dialami pasutri tersebut.
Ada juga warganet yang menyarankan agar keduanya dibawa ke panti jompo atau panti sosial.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com