Anggota DPR Sebut Beras Kini Langka & Mahal Imbas Kebijakan Bansos yang Ugal-ugalan: Jelang Pemilu

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antrian membeli beras SPHP di Pasar Sayur Kabupaten Magetan, Jatim, Rabu (21/2/2024).

TRIBUNJATIM.COM - Penyebab beras kini langka dan mahal salah satunya karena kebijakan bansos yang ugal-ugalan jelang Pemilu 2024 lalu.

Hal itu disampaikan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher.

Seperti apa penuturannya?

Ia mengatakan, harga beras yang mahal dan langka di pasaran dalam beberapa bulan terakhir, terjadi akibat kebijakan bantuan sosial yang salah penerapan.

"Kondisi ini mengkhawatirkan karena dapat menurunkan daya beli masyarakat terhadap bahan pokok," ujar Netty dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (23/2/2024), dikutip dari situs dpr.go.id.

"Padahal sebentar lagi kita memasuki bulan suci Ramadan dan Idulfitri, di mana kebutuhan akan bahan pokok meningkat," imbuh Netty.

Dia tidak sependapat dengan pemerintah yang menyebut kelangkaan dan mahalnya beras di pasaran karena perubahan cuaca yang membuat hasil panen jadi turun.

"Alasan adanya El Nino dan gagal panen bukanlah faktor tunggal yang membuat beras menjadi langka dan mahal," katanya.

"Kebijakan bansos yang ugal-ugalan tanpa memikirkan ketersediaan pasokan juga menjadi faktor penyebab beras langka," tambah Netty.

"Bansos jor-joran ini tidak urgen sebagaimana zaman Covid-19," tuturnya.

"Anehnya lagi, bansos jelang Pemilu kemarin lebih sering dan lebih banyak ketimbang pada masa pandemi," sindir Netty.

"Pemerintah harus berani mengakui dan mengevaluasi kebijakan tersebut," tambahnya.

Oleh sebab itu, Netty meminta pemerintah melakukan langkah-langkah penanggulangan dengan aksi nyata.

Daripada hanya sibuk membuat klarifikasi soal bansos dan kelangkaan beras di pasaran.

 

Halaman
123

Berita Terkini