"Seperti misting (tempat makan) dan sendok plastik ini kurang efektif, harganya sama dengan satu sampai dua butir telur," imbuh KDM.
Sementara untuk yang dibuatkan langsung oleh orang tua siswa menunya sangat beragam.
Bahkan potongan daging lebih besar, sayur dan buah lebih banyak, dan bekal yang dibawa sesuai dengan selera anak.
KDM sendiri mengusulkan, uang subsidi makan siang gratis diberikan langsung kepada orang tua siswa.
Sehingga orang tua bisa mengelola sendiri uang tersebut untuk kebutuhan makan siang anaknya di sekolah.
"Yang pertama tadi terlihat menunya lebih beragam, kemudian orang tua tahu porsi dan menunya yang sesuai dengan anak.
Dan tidak kalah penting anak senang bisa merasakan langsung masakan ibunya yang enak karena dimasak dengan penuh cinta dan sayang," ucapnya.
Menurutnya, jika makan siang gratis dikelola oleh satu pihak tidak akan efisien.
Sehingga menu dan porsi yang seharusnya memenuhi gizi anak terpangkas oleh hal yang bersifat administratif berbasis proyek.
Bagi KDM, program makan siang gratis sendiri bukan hal baru.
Sebab saat ia menjadi Bupati Purwakarta, pernah menjalankan program serupa dengan memberikan telur dan susu untuk seluruh siswa.
"Jadi kalau ditanya memang anggarannya ada? Ya itu buktinya dulu di Purwakarta semuanya berjalan.
Siswa diberi telur dan susu gratis, infrastruktur bagus, RT RW digaji tinggi, padahal APBD-nya paling kecil," ujarnya.
Baca juga: Kekhawatiran Program Makan Siang Gratis Pakai Dana BOS, Guru Honorer Bisa Tak Terima Gaji, Kecil
Ke depan, kata KDM, jika program makan siang gratis telah berjalan, maka uang jajan anak dari masing-masing orang tuanya bisa untuk ditabungkan.
Nantinya pihak sekolah bekerja sama dengan bank untuk program tabungan tersebut.