TRIBUNJATIM.COM - Saat puasa Ramadan tiba, tak sedikit ibu hamil menjadi dilema antara ingin puasa atau tidak.
Jika berpuasa, ibu hamil tetap harus menjaga asupan nutrisi tubuh demi kesehatan diri dan bayi di kandungan.
Sayangnya, ketika sedang puasa Ramadan, asupan makanan ini tentu akan terganggu karena seorang ibu hamil tidak boleh makan dan minum seharian penuh.
Apalagi, puasa Ramadan hukumnya wajib bagi umat Islam.
Lantas, bolehkah ibu hamil tidak berpuasa selama Ramadan?
Baca juga: Deretan Aplikasi Alquran Digital untuk Tadarus Selama Ramadan 2024, Lengkap Tajwid dan Terjemahan
Berikut penjelasannya dikutip dari Kompas.com, Senin (11/3/2024).
Boleh, asal...
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir juga mengatakan, ibu hamil boleh untuk tidak berpuasa.
Namun, mereka nantinya harus mengganti puasa di bulan lain atau membayar fidyah (denda).
“Ibu hamil dan ibu menyusui boleh tidak puasa dg membayar fidyah, pengganti,” ucap Haedar, saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/3/2024).
“Boleh diganti dengan puasa di bulan lain, kalau tidak akan fidyah,” sambungnya.
Adapun besaran fidyah adalah makanan pokok yang diberikan kepada orang miskin atau mereka yang membutuhkan.
Misalnya di wilayah DKI Jakarta, fidyah diberikan senilai dengan Rp 50.000 per orang miskin.
Apabila tidak mampu untuk memberikan makanan pokok senilai Rp 50.000, bisa disesuaikan dengan nilai makanan untuk dirinya sendiri.
“Kalau betul-betul tak berkemampuan, fidyah-nya semampu yang dia punya,” tutur Haedar.
Perlu dicatat, fidyah harus berupa makanan pokok suatu daerah dan tidak bisa diganti dengan uang.
Sebaiknya konsultasi dengan dokter
Terpisah, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengatakan, sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memutuskan akan berpuasa Ramadan atau tidak.
“Sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dengan dokter yang selain mengerti masalah medis juga mengerti masalah agama supaya sang dokter dapat memberi saran yang jelas kepada sang ibu,” ujar Anwar, saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Pasalnya, ia menilai seorang ibu hamil memiliki dua jiwa yang harus dipikirkan dan dijaga keselamatannya, yakni sang ibu dan anak dalam kandungan.
Apabila dokter mengizinkan seorang ibu berpuasa, dipersilakan untuk berpuasa.
Namun, apabila puasa justru akan mengganggu keadaan ibu dan anak yang dikandungnya, sang ibu boleh tidak berpuasa.
“Tapi sang ibu harus membayar fidyah untuk sejumlah hari yang dia tidak berpuasa. Mengenai berapa besar fidyah tersebut ada yang mengatakan setara dengan 1,5 kilogram beras,” jelas Anwar.
Baca juga: Bacaan Niat Salat Tarawih dan Witir, Disertai Doa Kamilin, Amalan Ibadah Bulan Ramadan 1445 H/2024
Sebelum menjalani puasa, wajib niat terlebih dahulu.
Niat merupakan salah satu syarat sahnya ibadah puasa dan menjadi landasan dalam menjalankan ibadah tersebut.
Seperti yang di jelaskan dalam hadis.
“Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari maka tak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Di dalam hukum fikih dijelaskan seseorang yang lupa membaca niat Puasa Ramadan tetap wajib untuk berpuasa, meskipun puasanya tidak sah.
Selain itu, mereka juga harus mengganti puasa tersebut di hari lain selain Bulan Ramadan.
Niat yang tulus dan ikhlas akan membuat puasa menjadi lebih bermakna dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Berikut bacaan niat puasa Ramadan 1 bulan penuh, dikutip dari Tribun Video.
Bacaan Niat Puasa Ramadan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta'ala
Artinya:
"Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."
Selain niat puasa di atas, juga ada niat puasa yang dilakukan satu kali untuk sebulan penuh.
Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كله ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri ramadhaana kullihi lillaahi ta’aalaa
Artinya:
"Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."
Waktu terbaik untuk niat puasa Ramadan adalah sebelum fajar menyingsing.
Yaitu pada waktu yang disebut sebagai "waktu imsak".
Namun, niat dapat dilakukan setiap saat sebelum terbit fajar.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com