Adapun teman-temannya justru meminta Tamara untuk tak menghiraukan kata netizen.
"Terus aku dipaksa-paksa ayo sini maju, aku bilang aduh ntar netizen lihat nih akui gituin."
"Terus katanya nggak usah peduli-peduli gitu," terangnya dikutip TribunJatim.com dari YouTube Cumicumi, Senin (11/3/2024).
Lantas Tamara pun tak mempermasalahkan jika dirinya viral dan menuai hujatan dari netizen.
Terlebih ia sendiri yang paham dengan isi hatinya terkait kasus kematian anaknya tersebut.
"Cuman aku yang tahu doa aku apa , terus apa yang aku lakuin itu aku yang tahu."
"Jadi kayak ya udah lah terserah mau viral mau gimana aku nggak peduli," tandasnya.
"Aku juga nggak ngapa-ngapain, bukan di club kok," sambungnya.
Adapun proses rekonstruksi kematian putra Tamara Tyasmara, Dante, telah dilakukan pada 28 Februari lalu.
Tamara pun dinilai bersikap janggal saat mengikuti rekonstruksi tersebut.
Namun, ia mengaku hanya sedang menahan emosinya kala bertemu dengan eks kekasihnya, YA, yang diduga telah menenggelamkan Dante.
"Pengin aku lelepin dia (YA) saat itu. Aduh, coba dia rasain. Gimana rasanya, bisa enggak. Apakah dia masih hidup kalau dia jadi Dante?" kata Tamara saat ditemui awak media di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada Minggu (10/3).
"Tapi kan gimana ya, enggak boleh ngapa-ngapain. Aku pusing sampai rumah, kayak menahan sesuatu. Omong juga enggak boleh, harus ditahan."
Tamara mengaku sampai harus ditahan petugas ketika ia bergerak. Ia harus benar-benar menahan emosi agar proses tersebut berjalan lancar.
"Ya, itu sudah emosi banget. Tapi kan kita harus menghargai polisi yang menjalani rekonstruksi. Itu 115 adegan. Kita juga mikir, kalau aku bikin ulah, lama lagi," terang Tamara. "Aku maju dikit, ditarik. Aku maju lagi, ditarik ke belakang."