Tak hanya itu, kawasan ini juga berdekatan dengan kediaman HOS Tjokroaminoto. Oleh Pemkot Surabaya, bangunan yang beralamat di Jalan Peneleh Gg. VII No.29-31 tersebut kini telah menjadi museum.
Sejak 2019, Pemkot Surabaya pun telah menetapkan Langgar Dukur Kayu ini sebagai bangunan cagar budaya. Di samping mushola, juga telah berdiri sentra kuliner yang sekaligus menjadi jujugan pengunjung untuk mengisi perut.
Tak hanya sholat jemaah, memasuki bulan Ramadhan musholla ini pun menjadi lokasi buka bersama, sholat tarawih, hingga tadarus para warga Lawang Seketeng. Saban hari, tempat ini tak pernah sepi dari kehadiran jemaah.
Di antaranya adalah Nabil dan Andrian, dua siswa kelas 5 Sekolah Dasar di kawasan ini yang saban hari membaca Al-Qur'an di masjid ini. "Saya tahu dari orang tua kalau masjid ini bersejarah," katanya.
"Kalau malam, biasanya memang jadi lokasi sholat tarawih. Saya dan teman-teman juga ngaji di sini," kata siswa usia 12 tahun ini.